Tgk. Muis Shadiqin di Sydney, Australia.
MUDI Mesra telah melahirkan ribuan alumni yang tersebar di mana-mana. Bahkan, tidak jarang di antara mereka yang berhijrah untuk mengembangkan ilmu di luar negeri. Sebut saja nama Tgk Chalidin Yakoeb, yang mendirikan lembaga Ashabul Kahfi Islamic Center di Australia, Tgk Muslem Panton di Malaysia, dan beberapa alumni lainnya yang tersebar di berbagai negara seperti Yaman, Mesir, dan Saudi Arabia. Kiprah para alumni MUDI di luar negeri telah menjadi suatu kebanggaan bagi lembaga MUDI sendiri dan dayah di Aceh pada umumnya.

Di antara sekian banyak para alumni yang saat ini berada di luar negeri adalah Tgk. Muis Shadiqin. Beliau meninggalkan MUDI pada tahun 2011 dan berhijrah ke Australia. Di sana, Tgk. Muis menetap di kota Perth, Western Australia. Selain belajar di Polytechnic Western Australia, beliau di lain waktu juga bekerja di pabrik Jason Windows dengan gaji belasan juta per bulan. Bahkan, sekarang beliau telah berstatus warga negara Australia.

Sebagai seorang alumni dayah MUDI, Tgk. Muis tentunya tidak melupakan tugas pokok yang diamanatkan oleh Pimpinan, yaitu menyebarkan ilmu. Di sana, putra Bambong Sigli ini telah terbiasa menjadi imam, mengisi ceramah dan pengajian di beberapa tempat di Australia. Bahkan saat berada di Sydney, Tgk. Muis ditunjuk sebagai imam utama untuk memimpin shalat tarawih di sana.

Selama di MUDI, beliau telah banyak mendapatkan ilmu, bimbingan dari para guru hingga duduk di kelas 7. Di  MUDI lah beliau ditempa untuk benar-benar menjadi seseorang yang mapan dan menguasai ilmu-ilmu agama. Tgk. Muis mengungkapkan: “Dulu sebelum saya berangkat ke Australia, saya sempat minder dengan almamater dayah yang saya gunakan, karena bagi sebagian orang, dayah dianggap kolot, ketinggalan zaman, dan berbagai penilaian miring lainnya. Tetapi ketika saya berada di sini, rasanya saya ingin kembali lagi ke MUDI untuk menggali lebih banyak ilmu, karena apa yang diajarkan di MUDI sangat sesuai dengan kebutuhan zaman dan dapat menjawab problematika di tengah-tengah masyarakat.” Begitu katanya.

Setelah beberapa tahun berada di Australia, Tgk. Muis sangat rindu dengan suasana dayah yang telah lama ditinggalkannya. Beliau masih begitu ingat dengan suasana kebersamaan dan kekeluargaan yang terbentuk dalam kamar nomor 10 lantai dua Mabna Al-Fath. Tetapi, apa boleh buat, jaraknya yang begitu jauh membuat beliau tidak sempat lagi merasakan nuansa kekeluargaan bersama kawan-kawan di dayah. Walaupun demikian, Tgk. Muis selalu mengikuti perkembangan dayah MUDI melalui jejaring sosial dan media online. Beliau berharap MUDI terus jaya dan dapat terus melahirkan kader-kader ulama. (Redaksi/Iqbal_Jalil)