mudimesra.com | Dalam pengajian perdana bulan Ramadhan di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Abi MUDI sebelum mengawali membaca kitab Syarah Hikam menyampaikan pesan-pesan kepada para pelajar agar senantiasa membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela. "Kita perlu melakukan tazkiyatun nufus (pembersihan jiwa) sebelum mempelajari ilmu agar ilmu dapat mudah masuk dalam hati kita."

Di samping itu, Abi MUDI juga menekankan agar penuntut ilmu tidak memiliki perasaan takut fakir, karena perasaan semacam itu juga termasuk dalam salah satu penyakit hati. "Bek ta pike peunyaket hate nyan cuma 10 boh. Dalam kitab Ihya geu sebutkan na 57 boh peunyaket hate. Salah saboh jih adalah khauful faqri, takut kepada fakir. Jadi menyo tanyoe manteng na perasaan takot kiban masa depan oh lheuh ta beut, maka nyan pertanda lam hate tanyoe manteng na peunyaket yang perlee ta obati."
[post_ad]
Dalam celah-celah pengajiannya, Abi juga memaparkan sedikit perbedaan antara tasawuf Imam Al-Ghazali dan Ibnu 'Athaillah As-Sakandari. Menurut Abi, Thariqat sufi Imam Al-Ghazali dan Ibnu 'Athaillah termasuk thariqat sufi yang moderat, karena dalam pandangan mereka tidak masalah seseorang memiliki banyak harta asalkan hati mereka tidak terikat dengannya. Hal ini berbeda dengan sebagian thariqat sufi lainnya yang lebih ekstrim dimana seseorang yang menempuh jalan sufi tidak boleh memiliki dunia. Hanya saja keduanya memiliki sedikit perbedaan, thariqat sufi Imam Al-Ghazali lebih menitikberatkan kepada riyadhatun nafsi atau melatih jiwa. Adapun thariqat sufi Ibnu Athaillah lebih menitikberatkan kepada qalbu. (iqbal_jalil)