Dari kiri ke kanan: M. Yunus, Jalaluddin, Irfanullah, Darkasyi, M. Yasir
mudimesra.com | Jum’at dini hari (03/06/2016) pada pukul 4 pagi, kami satu rombongan berjumlah 5 orang penda’i HAMAS berangkat dari Dayah Tu Bulqaini, Markaz Islah Al-Aziziyah (MIA) menuju ke Banda Sultan Iskandar Muda. Dua jam menunggu di bandara pesawat kami pun akhirnya lepas landas menuju Kuala Namu International Airport, di mana kami bertemu dengan anggota HAMAS lainnya, Tgk. Sanusi. Kami transit di bandara tersebut hingga pukul 1 siang.

Pesawat kembali lepas landas menunju Padang pada pukul 14:15. Setibanya di sana, kami menunggu selama beberapa menit hingga dijemput oleh pantia Yayasan Muslim Peduli Mentawai (YMPM) yang menfasilitasi keberangkatan kami ini untuk menuju Hotel Nabawi. Setelah beristirahat selama beberapa saat di hotel tersebut kami kembali bergerak menuju Pelabuhan Bunus yang akan menjadi pintu gerbang untuk meninggalkan daratan Sumatera. Kapal ferry yang kami tumpangi berlabuh tepat pada pukul 20:20 WIB.

Selama dalam perjalanan kami mendapatkan briefing dari ketua panitia mengenai misi yang akan diemban di sana sekaligus taarufan dan saling bertukar informasi mengenai masyakarat Mentawai. Dari situ bisa terlihat bahwa misi yang akan kami jalankan ternyata hampir sama dengan kegiatan yang telah dilakoni oleh pen’dai HAMAS selama ini termasuk di antaranya mengajar bagi para muallaf, menjadi imam masjid, mengaktifkan pengajian TPA, dan lain-lain.
[post_ad] 
Yang agak berbeda mungkin adalah fakta tentang Muslim Mentawai yang masih tergolong sangat sedikit dari keseluruhan penduduk Mentawai yang merupakan non Muslim. Beberapa tempat di pedalaman bahkan masih ada suku Sakurai dan suku Kubu yg mengenakan koteka dan tato. Akhirnya setelah berlayar semalaman pada pukul 07:00 Sabtu pagi (05/06/2016) kami sudah menepi di bibir Pelabuhan Melepet.

Hari itu juga setelah pertemuan dengan tokoh masyarakat setempat, semua dai dikirimkan ke setiap masjid di berbagai pulau di Kepulauan Mentawai, di mana setiap satu daerah diutuskan satu pendai. Berbagai kemungkinan-kemungkinan besar sepertinya akan terus hadir ke hadapan kami, seperti halnya yang terjadi pada Minggu pagi (06/06/2016) di mana ombak mengganas sehingga membuat pesisir pantai tergenang banjir.

Salah satu kawasan tujuan para penda'i di Mentawai adalah Sago Lebek, kawasan ombak laut lepas yang sangat ganas di mana belum ada pendai yang sukses menjalankan misi ke sana, jalan yang akan ditempuh untuk menuju ke sana adalah sejauh 5 jam perjalanan laut, namun karena keadaan laut yang kurang bersahabat kami harus menunggu dua atau 3 hari lagi sebelum menuju ke sana. (abi_yoes)