mudimesra.com | Pada Senin pagi (27/06/2016) Pengajian Syarah Al-Hikam Bersama Abi MUDI berlanjut dengan membahas Kalam Hikmah Ibnu Athaillah yang ke-38
لا تَتَعَدَّ نِيَّةُ هِمَّتِكَ إلى غَيْرِهِ؛ فَالْكَريمُ لا تَتَخَطّاهُ الآمالُ
"Janganlah cita-citamu tertuju kepada selain Allah, karena harapan seseorang tidak akan dapat melampaui Al-karim (yang Maha Pemurah)"

Tujukan semua cita-cita mulia cuma kepada Allah swt.
Setiap orang punya cita-cita yang tinggi yang hanya dipersembahkan kepada Allah swt. serta dipintakan kesampaiaan kepada-Nya. Seseorang yang mempunyai himah yang tinggi tidak akan menempatkan cita-citanya pada selain Al-Karim.

Ada banyak pendapat tentang Al-Karim, Syekh Al-Junaidi ra mengatakan bahwa Al-Karim adalah yang tidak menyibukkanmu dengan masalah. Kalau di dunia untuk administrasi harus melalui sensor yang rumit, disibukkan dengan proposal. Namun kalau dengan Allah swt tidak serumit dengan manusia.

Pendapat Syekh Haris Al-Mahasibi mengatakan bahwa Al-Kamal adalah yang tidak mengambil peduli terhadap semua pemberiannya. Saking pemurahnya Allah swt sehingga kepada kafirpun tidak masalah. Bahkan pemberian gratis jarang ditemukan pada kalangan manusia. Ini juga sifat sempurnanya Allah swt.
[post_ad]
Berbaik sangka dengan Allah swt
لا تَرْفَعَنَّ إلى غَيْرِهِ حاجَةً هُوَ مُوْرِدُها عَلَيْكَ. فَكَيْفَ يَرْفَعُ غَيْرُهُ ما كانَ هُوَ لَهُ واضِعاً! مَنْ لا يَسْتَطيعُ أَنْ يَرْفَعَ حاجَةً عَنْ نَفْسِهِ فَكَيْفَ يَسْتَطيعُ أنْ يَكونَ لَها عَنْ غَيْرِهِ رافِعاً

"Jangan meminta sesuatu hajat kepada selain Allah, karena Dia-lah yang menurunkan hajat itu kepadamu. Bagaimana mungkin selain Dia mampu mengangkat segala apa yang telah diletakkan oleh-Nya? Dan bagaimana mungkin orang yang tidak mampu membebaskan dirinya dari suatu hajat dapat membebaskan orang lain dari sebuah hajat?"

Hikayah dari Syekh Muhammad Bin Hasan bin Hamdan ketika beliau berada dalam mesjid Zaid bin Rasyid. Setelah berkenalan dengan seorang pria, namanya said, lakapnya Abu Usman. Beliau bertanya buat apa kedatangan ke sana? Ternyata mau mengajukan proposal terhadap raja. Namun beliau menasehati pria tersebut untuk berbaik sangka dengan Allah swt dan mengarahkannya dirinya untuk memintakan hajatnya kepada Allah swt.

Cara berbaik sangka
إنْ لَمْ تُحْسِنْ ظَنَّكَ بِهِ لأَجْلِ حُسْنِ وَصْفِهِ، فَحَسِّنْ ظنَّكَ بِهِ لِوُجودِ مُعامَلَتِهِ مَعَكَ. فَهَلْ عَوَّدَكَ إلّا حَسَناً! وَهَلْ أَسْدى إلَيْكَ إلّا مِنَناً؟
"Apabila engkau belum sanggup berbaik sangka kepada Allah lantaran kesempurnaan sifat-sifat Nya, maka berbaik sangkalah karena pertemanan-Nya bersamamu. Bukankah Dia selalu memberimu sesuatu yang baik-baik? Dan bukankah Dia senantiasa memberimu segala kenikmatan?"

Berbaik sangka dengan Allah pada urusan dunia dan para urusan akhirat. Yahya Bin Muad mengatakan bahwa sebaik-baik zan adalah husnuzzan dengan Allah dan sebagus-bagus pengharapan adalah pengharapan hamba terhadap Allah swt. Sehingga pada saat berpapasan dengan kondisi terjepit, saat sakit, musibah pada diri, keluarga dan harta. Pada kondisi genting tersebut sangat di anjurkan untuk berbaik sangka dengan Allah swt.

Ikuti kembali pengajian Syarah Al-Hikam Hari ke-22 Ramadhan 1437 H.


Jangan lupa untuk terus mengikuti Pengajian Syarah Al-Hikam bersama Abi MUDI selama bulan Ramadhan, setiap harinya pada pukul 06:00 WIB secara langsung di Livestream pada link berikut:

Download file PDF kitab nya juga supaya bisa ikutan nyimak.