mudimesra.com | Setelah sempat vakum selama satu hari karena kegiatan gotong royong di dayah, pada Senin pagi (13/06/2016), Pengajian Syarah Al-Hikam bersama Abi MUDI kembali berlanjut dengan pembahasan hikmah ke-10 dari Syekh Ibnu Athaillah mengenai urgensitas keikhlasan dalam beramal.

Ibnu Athaillah mengibaratkan sebuah amalan tersebut bagaikan sebuah gambar tetap yang dengan adanya keikhlasan dapat memberikan ruh bagi gambar tersebut. Pensyarah Ibnu Abbad menjabarkan bagaimana tingkatan keikhlasan ini berbeda di tiap orang sesuai dengan martabat masing-masing, seperti halnya seseorang yang termasuk dalam martabat Abrar, keikhlasan mereka sekedar hilangnya perasaan riya', berbeda halnya dengan orang yang sudah di tingkatan Muqarrabin.
[post_ad]
Hikmah Kesebelas
Dalam hikmah selanjutnya Ibnu Athaillah berbicara tentang isu sosial yakni bagaimana bahayanya syuhrah ataupun ketenaran bagi jiwa kita, termasuk dalam kaitannya dengan ibadat. Popularitas seseorang amat rentan untuk memicu sifat buruk dari seseorang yang dimunculkan oleh hawa nafsunya.

Ibnu Athaillah menganjurkan kita untuk menyembunyikan diri kita dari khalayak, ibaratkan sebatang pohon yang tidak ditanamkan ke dalam bumi, walaupun bisa tumbuh namun hasilnya tidak akan sebagus ketika akarnya menancap ke dasar tanah. Dalam konteks manusia, kehidupan yang lebih tenang khususnya untuk beribadat kepada Allah adalah ketika kita menanamkan diri jauh dari masyarakat ramai.

Ikuti kembali pengajian Syarah Al-Hikam Hari ke-8 Ramadhan 1437 H.



Jangan lupa untuk terus mengikuti Pengajian Syarah Al-Hikam bersama Abi MUDI selama bulan Ramadhan, setiap harinya pada pukul 06:00 WIB secara langsung di Livestream pada link berikut:

Download file PDF kitab nya juga supaya bisa ikutan nyimak.