mudimesra.com | Tak terasa kita sudah berada di hari ke-26 Ramadhan tahun ini. Bulan suci nan penuh berkah ini pun akan segera meninggalkan kita. Bagaimana dengan kesempatan beramal kita dalam bulan mulia yang telah menjelang akhir ini?

Jawabannya bisa dilihat dalam Kalam Hikmah yang ke-48 dari Syekh Ibnu Athaillah di mana beliau memberikan tips untuk mengetahui tanda-tanda hati yang telah mati agar kita bisa jaga-jaga dan mawas diri. Janganlah kita menjadi orang yang mempunyai hati namun tidak berfungsi, lebih duluan mati hati dari pada mati diri. Nauzubillah min Zalik.

مِنْ عَلاماتِ مَوْتِ القَلْبِ عَدَمُ الحُزْنِ عَلَى ما فاتَكَ مِنَ المُوافَقاتِ وتَرْكُ النَّدَمِ عَلَى ما فَعَلْتَهُ مِنْ وُجودِ الزَّلّاتِ

"Diantara tanda matinya hati adalah tidak ada perasaan sedih bila terlewatkan kesempatan beramal, dan tidak adanya penyesalan atas bermacam pelanggarang yang engkau telah lakukan."
[post_ad]
Banyak kesempatan untuk beramal di bulan Ramadhan, namun semuanya telah terlewatkan. Hanya diri kita pribadi yang bisa mengukurnya selain dari Allah swt yang Maha Tau Segalanya. 

Ada peluang untuk shalat jamaah, tetapi tidak kita manfaatkan. Ada kesempatan untuk shalat Dhuha, tetap saja kita lewatkan. Waktunya untuk Qiyamullail, justru kita asik tiduran. Semua kesempatan yang baik terlewatkan, pun demikian masih saja perasaan kita tidak merasa telah menyia-nyiakan waktu, inilah tandanya hati telah mati.

Hati bila tersinari cahaya iman akan merasa gundah ketika perbuatan amalan kebaikan terlewatkan begitu saja. Ia akan gusar apabila tidak sempat shalat berjamaah, tidak sempat mengkhatamkan Al-Qur’an, tidak shalat Dhuha, dan juga berbagai amalan-amalan lainnya di bulan yang penuh berkah ini.

Ikuti kembali pengajian Syarah Al-Hikam Hari ke-26 Ramadhan 1437 H.


Jangan lupa untuk terus mengikuti Pengajian Syarah Al-Hikam bersama Abi MUDI selama bulan Ramadhan, setiap harinya pada pukul 06:00 WIB secara langsung di Livestream pada link berikut:

Download file PDF kitab nya juga supaya bisa ikutan nyimak.