mudimesra.com | Pengajian Syarah Al-Hikam Bersama Abi MUDI pada hari ke-27 Ramadhan melanjutkan kajian Kalam Hikmah di hari sebelumnya berbunyi:

لاَ يَعْظُمُ الذَّنْبُ عِندَكَ – عَظمةً تَصُدُّكَ عَن حُسنِ الظَّنِ بالله تعالى, فٳن مَن عرَفَ رَبَّهُ – اِستَصغَر فى جنب كَرمِه ذنبَه

Salah satu hikmah terjerumusnya hamba dalam dosa adalah untuk menzahirkan luasnya kemaafan Allah. Sehingga bila seandainya tidak ada seorang pun dari hamba yang berdosa, Allah akan menciptakan hamba-hamba yang lain yang akan melakukan dosa hingga nampaklah betapa luasnya rahmat dan pengampunan Allah. Namun ini jangan dijadikan alasan untuk mencebur diri dalam dosa, akan tetapi ini sebagai motivasi agar kita tidak berputus asa dari luasnya rahmat Allah di kala kita tergelincir dalam maksiat dan dosa.

Ketika Allah menciptakan seorang hamba tidak pernah melakukan dosa semenjak kecil, terkadang bisa jadi ini justeru akan memunculkan sifat ujub pada diri hamba yang dosanya sangat besar. Maka di sinilah akan terlihat hikmah Allah menjerumuskan hamba dalam maksiat, agar jauh sifat ujub dalam jiwanya. Dengan merasa diri sebagai hamba yang pernah tergelincir dalam dosa, ia akan merasa dirinya sebagai hamba yang hina di atas kebesaran Allah Swt.
[post_ad]
Kalam Hikmah yang ke-50 dari Ibnu Athaillah berbunyi: 
لا صَغيرَةَ إِذا قابَلَكَ عَدْلُهُ. وَلا كَبيرَةَ إِذا واجَهَكَ فَضْلُهُ 
"Tidak ada dosa kecil apabila dihadapkan pada keadilan-Nya, dan tidak ada dosa besar apabila dihadapkan pada karunia-Nya"

Perbuatan baik tidak akan bermanfaat jika Allah swt marah, sebaliknya perbuatan keji pun tidak akan menjadi mudarat jika Allah swt senang.

Ikuti kembali pengajian Syarah Al-Hikam Hari ke-27 Ramadhan 1437 H.


Jangan lupa untuk terus mengikuti Pengajian Syarah Al-Hikam bersama Abi MUDI selama bulan Ramadhan, setiap harinya pada pukul 06:00 WIB secara langsung di Livestream pada link berikut:

Download file PDF kitab nya juga supaya bisa ikutan nyimak.