mudimesra.com | Dalam mengupas kajian kitab Hikam, Wadir I Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga yang juga Wakil Ketua Majelis Muwashalah baina Ulama al-Muslimin wilayah Aceh, Abi Zahrul Mubarak selaku pengasuh pengajian Ramadhan menjelaskan beberapa bentuk dan pembagian syukur selain yang tersebut dalam kitab Hikam, yaitu syukur hati, lisan dan anggota. Baca "Syukur Menjadikan Nikmat Kekal dan Bertambah"

Dari sisi yang lain, syukur juga dibagi kepada syukur awam, syukur khawas dan syukur khawasul khawas. Syukur dalam tingkatan awam adalah yang disyukuri hanya nikmat saja. Adapun bala dalam pandangannya tidak termasuk bagian dari nikmat.

Adapun syukur khawas (orang-orang khusus), mereka akan bersyukur terhadap nikmat dan bala. Karena dalam pandangannya, bala dan musibah termasuk bagian dari nikmat. Nikmat bagi mereka terdiri dari nikmat zahir dan bathin, dan juga nikmat 'ajilah (segera) dan nikmat aajilah (tertunda). Dalam pandangannya musibah adalah nikmat batin atau nikmat aajilah dimana buah dari kesabaran dalam menghadapinya akan dipetik di akhirat nanti. Maka karena itu, orang-orang khawas juga bersyukur tatkala mendapatkan musibah.

Adapun syukur orang khawasul khawas (orang khusus dari yang khusus), mereka telah fana dalam mun'im (pemberi nikmat), sehingga ketika memandang nikmat dan musibah, yang terlintas dalam pikiran mereka hanyalah Allah. Tentu saja sangat sedikit orang yang sampai pada level ini.

Selain itu syukur juga terbagi kepada syukur duniawi, syukur dini dan syukur ukhrawi. Syukur duniawi adalah syukur atas nikmat yang dirasakan di dunia seperti sehat badan, panjang umur, dan nikmat hidup lainnya. Syukur dini adalah syukur atas diberikan hidayah, iman, amal dan taqwa. Adapun syukur ukhrawi adalah syukur akan besarnya gandaan pahala yang Allah berikan di akhirat atas amal yang sedikit. (iqbal_jalil)