mudimesra.com | Dalam kalam hikmahnya, Syaikh Ibnu Athaillah As-Sakandari berkata:

لا تطلب ربك بتأخير مطلبك ولكن طالب نفسك بتأخير ادبك

"Jangan Engkau tuntut Tuhanmu tatkala tertunda permintaanmu, tapi tuntutlah dirimu atas tertundanya adabmu."

Ketika berdoa dan meminta suatu permintaan kepada Allah namun belum tampak ijabah, maka perbaguslah sangkaan kepada Allah seraya melakukan introspeksi diri, mungkin ada adab yang terabaikan. Karena yang pantas dituntut adalah diri kita, Allah berhak melakukan apa saja yang dikehendakiNya. Maka tuntutlah diri kita agar menjaga adab dengan Allah mungkin ada yang salah dengan cara kita dalam berdoa.

Diantara bentuk kurang adab kepada Allah adalah menuntut agar Allah mengabulkan persis seperti apa yang kita harapkan, bukan menyerahkan yang terbaik menurut pilihan Allah. Maka karena itu para Aulia meskipun mereka berdoa namun motivasinya berbeda dengan kita. Mereka berdoa bukan karena ingin terpenuhi permintaan, tetapi untuk menampakkan diri sebagai seseorang yang lemah dan sangat berhajat kepada Allah SWT.

Bentuk kurang adab yang kedua adalah beranggapan Allah tidak menerima doa kita tatkala ijabah itu tidak nampak pada kita. Kita perlu mengetahui bahwa ijabah itu tidak selalu harus ditampakkan kepada kita, tapi boleh saja disembunyikan karena dalam penyembunyian itu ada kemaslahatan.

Ketiga, seseorang akan dianggap kurang adab tatkala menentang dan memprotes Allah dari ketetapanNya baik seperti saat doa belum diterima. Padahal sepantasnya yang dilihat adalah apa yang salah dari dirinya sehingga doanya belum diterima.
[post_ad]
Ada beberapa sikap yang perlu diamalkan dalam menjaga adab kepada Allah

حسن ادب مع الله => اكتفاءك بعلمه والرضا بحكمه والاعتماد على ما اختاره

1. Merasa cukup dengan ilmu Allah.

Berdoa bukan berarti menyangka Allah tidak tahu kebutuhan kita, tetapi doa dimaksudkan sebagai bagian dari menunaikan perintah karena Allah memerintahkan kita untuk berdoa dan untuk menampakkan kelemahan diri yang selalu butuh kepada Allah.

2. Ridha dengan keputusan Allah.

Ketika meminta sesuatu tapi belum terkabul kita menerimanya dengan lapang dada seraya mengintropeksi diri. Adakalanya Allah memberikan yang lain, maka sikap kita harus menerimanya. Karena bentuk qabul adakalanya diberikan yang diminta, diganti dengan yang lain, atau adakalanya ijabah doa bukan dalam bentuk pemberian tapi dengan dihindarkan dari bala.

3. Berpegang pada apa yang dipilih oleh Allah. Pilihan kita bercampur dengan keinginan nafsu, tapi pilihan Allah murni dan itu yang terbaik bagi kita. Maka dari beberapa bentuk qabul yang tersebut di atas, kita serahkan kepada Allah bentuk qabul yang terbaik di sisiNya.

Dari uraian di atas hal yang perlu ditanamkan dalam jiwa kita adalah jangan tanyakan kenapa Allah belum menerima doa kita, tapi tanyakan ada apa dengan doa kita sehingga belum diterima oleh Allah, dimana mungkin ada syarat dan adab yang terabaikan. (iqbal_jalil)

(Catatan Pengajian Hikam 24 Ramadhan 1438H bersama Abi Zahrul Fuadi Mubarak di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Kab. Bireuen, Aceh)