mudimesra.com | Syaikh Abdurrahim Al-Wushaby pada Sabtu malam (6/4/2019) pukul 21.00 mengisi tausiah dalam rangka memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW di Masjid Photeumerehom. Sebelumnya Guru Besar Universitas Darul Ulum tersebut tiba di Dayah MUDI Mesra pukul 16.30 disambut oleh Abi MUDI, para Wadir dan dewan guru serta lautan santri berseragam putih, Kemudian Syaikh langsung berziarah ke Makbarah Abon Abdul Aziz.

Diawal safari dakwahnya, Mufti Hudaibah Yaman mengungkapkan rasa syukur yang tidak terhingga dihadapan ribuan santri putra dan putri, lantaran perjumpaanya dengan para penuntut ilmu merupakan sebuah nikmat dari Allah. Syaikh melanjutkan, para penuntut ilmu adalah orang yang mulia sebab mereka adalah manusia yang dipilih Allah untuk meneruskan Islam dan menjadi Khalifah bumi Allah. Allah memuji para penuntut ilmu dihadapan para malaikat  sekalipun penuntut ilmu itu bodoh dan masih kecil. 

Dalam membahas Isra miraj Ulama yang bergelar al-Musnid al-Muhaddits itu menyebutkan bahwa peristiwa Isra Mi’raj merupakan peristiwa yang paling agung, penuh hikmah. Allah ingin menampakan kebesaran dan kekuasaannya kepada Nabi dan sangat mudah bagiNya untuk memuliakan dan mandzhirkan agama ini untuk masuk kepelosok pelosok bumi. Disebutkan dalam satu sejarah yang beliau peroleh dari guru gurunya bahwa Islam telah ada di Asia khusunya di Aceh sejak tahun 7 H, dan saat itu Rasulullah SAW masih hidup.

Dalam kesempatan itu Syaikh Abdurrahim Al-Wushaby memotivasi santri untuk giat belajar. Belajar merupakan ibadah yang besar. Beliau mengatakan ”Kalian semua berkesempatan untuk menjadi orang ‘alim sebagaimana para ulama ulama terdahulu, dan ini adalah hikmah penciptaan seluruh manusia dari segumpal darah, mereka para Ulama besar bukan orang yang diciptakan dari emas, tapi mereka sama dengan kalian diciptakan dari segumpal darah. Maka belajarlah dengan giat karena Allah adalah pemilik Ilmu dan Allah zat yang Maha baik kepada seluruh hamba hambanya.  

Selain memotivasi Mufti Hudaibah Yaman mengingatkan agar santri selalu ta’zim kepada gurunya. “Ciumlah hati guru kalian sebelum kalian mencium tangannya, mereka adalah orang tua bagi kalian. Jaga seluruh fasilitas yang ada di pesantren sebab ini merupakan rumah bagi kalian” dan hendaknya seluruh santri saling memuliakan kepada santri yang lain, jangan menertawakan mereka yang bodoh, jangan menghina satu sama lain. Sebab seluruh santri adalah orang yang dipilih Allah dan akan meneruskan amanah dari Rasulullah SAW. (Rizky AR)