mudimesra.com | Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga pada Kamis siang (14/01/2016) menerima tamu dari Dayah Darul Huda Lhok Nibong yang pimpinan sekaligus pendirinya, Abu Daud Lhueng Angen, merupakan salah satu murid Almarhum Abon Abdul Aziz Samalanga. Termasuk di dalam rombongan tersebut adalah Abi Jafar yang juga pernah belajar di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga pada masa Almarhum Abon dan beberapa guru-guru besar lainnya.
Rombongan diterima oleh Abiya Muhammad Baidhawi selaku Wadir III dan juga penasehat LBM serta Bagian Pengembangan Bahasa di Dayah MUDI. Kebetulan kedatangan tamu dari salah satu dayah cabang MUDI tersebut adalah untuk melakukan studi banding dalam bidang pengembangan bahasa Arab dan Lajnah Bahtsul Masail.
"Studi banding ini dilakukan karena pengembangan bahasa dan Bahtsul Masail di Dayah Darul Huda Lhueng Angen banyak menghadapi berbagai kendala di lapangan, karena itu kami ingin belajar dari Dayah MUDI bagaimana menghadapi kendala-kendala tersebut," demikian ujar Tgk. Syahril, pengurus LBM Dayah Darul Huda.
Tgk. Razak, yang membidangi bidang bahasa di Dayah Daru Huda menambahkan bahwa pengembangan bahasa asing di Dayah Darul Huda sudah beberapa kali diupayakan, namun belum berhasil. "Kali ini kami ditugaskan oleh Abi untuk berusaha kembali menghidupkan pengembangan bahasa asing di dayah," demikian ujar Tgk. Razak yang sebelum belajar di Dayah Darul Huda sempat nyantri di Dayah Ummul Aiman ini.
Rombongan melakukan temu ramah di ruang LBM MUDI, sambil bertukar cerita tentang rintangan dan berbagai pengalaman dalam menjalankan LBM dan pengembangan bahasa di Dayah MUDI dengan para pengurus LBM Dayah MUDI.
Abiya Muhammad bercerita panjang lebar tentang perjalanan bahasa asing di dayah dan LBM dari awal. "Semua pengalaman, kelebihan, dan kekurangan yang kita miliki semoga bisa menjadi bahan perbandingan bagi Dayah Darul Huda," demikian harapan Abiya.
Temu ramah dengan tim LBM MUDI. |
Rombongan diterima oleh Abiya Muhammad Baidhawi selaku Wadir III dan juga penasehat LBM serta Bagian Pengembangan Bahasa di Dayah MUDI. Kebetulan kedatangan tamu dari salah satu dayah cabang MUDI tersebut adalah untuk melakukan studi banding dalam bidang pengembangan bahasa Arab dan Lajnah Bahtsul Masail.
"Studi banding ini dilakukan karena pengembangan bahasa dan Bahtsul Masail di Dayah Darul Huda Lhueng Angen banyak menghadapi berbagai kendala di lapangan, karena itu kami ingin belajar dari Dayah MUDI bagaimana menghadapi kendala-kendala tersebut," demikian ujar Tgk. Syahril, pengurus LBM Dayah Darul Huda.
Tgk. Razak, yang membidangi bidang bahasa di Dayah Daru Huda menambahkan bahwa pengembangan bahasa asing di Dayah Darul Huda sudah beberapa kali diupayakan, namun belum berhasil. "Kali ini kami ditugaskan oleh Abi untuk berusaha kembali menghidupkan pengembangan bahasa asing di dayah," demikian ujar Tgk. Razak yang sebelum belajar di Dayah Darul Huda sempat nyantri di Dayah Ummul Aiman ini.
Rombongan melakukan temu ramah di ruang LBM MUDI, sambil bertukar cerita tentang rintangan dan berbagai pengalaman dalam menjalankan LBM dan pengembangan bahasa di Dayah MUDI dengan para pengurus LBM Dayah MUDI.
Abiya Muhammad bercerita panjang lebar tentang perjalanan bahasa asing di dayah dan LBM dari awal. "Semua pengalaman, kelebihan, dan kekurangan yang kita miliki semoga bisa menjadi bahan perbandingan bagi Dayah Darul Huda," demikian harapan Abiya.
No comments:
Post a Comment