mudimesra.com | Terhitung mulai hari Kamis (16/08/2018) atau bertepatan dengan 04 Zulhijjah 1439 H, kegiatan belajar mengajar di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga akan diliburkan hingga 26 Agustus 2018 nanti yang bertepatan dengan 14 Zulhijjah 1439 H.
Pada Rabu malam (15/08/2018) sebagaimana biasanya menjelang libur Bagian Humas Dayah MUDI mengadakan perpisahan dengan para santri di dalam masjid yang dimulai pada pukul 21.00 WIB setelah shalat Isya berjamaah.
Bertindak selaku perwakilan santri adalah Tgk. Husaini dari kelas VI D berasal dari Peureulak, Aceh Timur. Dengan mengenakan pakaian adat Aceh Tgk Husaini yang akrab disapa Ayah mengatakan "Orang yang baik bukan yang tidak pernah bersalah, namun adalah yang mengakui kesalahan dan memperbaiki kesalahan tersebut"
"Wahai guru jika bukan kepada engkau kami keluhkan betapa beratnya kesalahan yang kami pikul, maka kepada siapa lagi permintaan maaf itu kami mohonkan?" tambahnya sembari mengajak kepada seluruh santri agar sebisa mungkin menghindari melanggar.
Sedangkan dari pihak guru kata pernerimaan maaf disampaikan oleh Tgk. Afifuddin. Beliau menghimbau kepada santri untuk menziarahi maqbarah Abon Aziz dan saat pulang ke kampung halaman agar tetap rutin dengan amalan yang dilakuakan di dayah seperti berjamaah, shalat sunnah dan zikir-zikir serta bersilaturahim kepada guru di kampung halaman. Beliau juga mengajak para santri untuk menjaga diri, sebagaimana kalam hikmah Imam Rafii "Siapa yang tidak menjaga diri maka tiada maanfaat ilmu yang ada padanya."
Pengajar Mahad 'Aly tersebut dalam sambutannya mengatakan "Hari libur adalah miniatur kehidupan kita saat kita benar-benar pulang ke kampung halaman." Selanjutnya beliau mengatakan "Bahwa tidak ada seorang gurupun yang yang harapkan muridnya celaka, dan jadikanlah acara ini ajang untuk benar-benar meminta maaf jangan seremonial saja, sebab jika hanya seremonial maka kalian telah melakukan satu kesalahan yang baru."
Di puncak acara Abiya Muhammad Baidhawi mengumumkan libur, namun sebelumnya Abiya mengucapkan terimakasih kepada seluruh dewan guru yang tabah dan tanpa pamrih dalam menjalani roda aturan Dayah MUDI, dan kepada seluruh thullab untuk senantiasa sabar dalam perjuangan menuntut serta sampaikan salam dari Abu kepada ayah dan bunda yang ada di kampung halaman.
"Masa santri saat kalian di dayah layaknya sebuah pohon kecil yang selalu disiram, dipupuk dan dipagari oleh guru-guru lewat ilmu agama, namun masa libur adalah masa saat kalian dibiarkan sejenak dalam terik hari, tanpa disiram maka apakah kalian bertahan dan membesar atau mengering dan bahkan mati? dan adalah satu kesedihan bagi pemilik tanaman dan penjaganya jika pohon yang diharapkan tumbuh besar, dipetik buahnya serta dijadikan tempat beteduh mati!! maka kami akan melihat apakah pohon itu akan bisa diambil manfaat dalam masa libur," nasihat Abiya kepada para santri.
Wadir III Dayah MUDI yang juga merupakan menantu daru Abu tersebut juga mengajak santri agar menampilkan kebaikan, sebarkan ilmu dan menjaga almamater ma'had dan mengumumkan bahwa libur dimulai mulai tanggal 4 s/d 14 Zulhijjah 1439 H atau betepatan dengan 16 s/d 26 Agustus 2018.
Pada Rabu malam (15/08/2018) sebagaimana biasanya menjelang libur Bagian Humas Dayah MUDI mengadakan perpisahan dengan para santri di dalam masjid yang dimulai pada pukul 21.00 WIB setelah shalat Isya berjamaah.
Bertindak selaku perwakilan santri adalah Tgk. Husaini dari kelas VI D berasal dari Peureulak, Aceh Timur. Dengan mengenakan pakaian adat Aceh Tgk Husaini yang akrab disapa Ayah mengatakan "Orang yang baik bukan yang tidak pernah bersalah, namun adalah yang mengakui kesalahan dan memperbaiki kesalahan tersebut"
"Wahai guru jika bukan kepada engkau kami keluhkan betapa beratnya kesalahan yang kami pikul, maka kepada siapa lagi permintaan maaf itu kami mohonkan?" tambahnya sembari mengajak kepada seluruh santri agar sebisa mungkin menghindari melanggar.
Sedangkan dari pihak guru kata pernerimaan maaf disampaikan oleh Tgk. Afifuddin. Beliau menghimbau kepada santri untuk menziarahi maqbarah Abon Aziz dan saat pulang ke kampung halaman agar tetap rutin dengan amalan yang dilakuakan di dayah seperti berjamaah, shalat sunnah dan zikir-zikir serta bersilaturahim kepada guru di kampung halaman. Beliau juga mengajak para santri untuk menjaga diri, sebagaimana kalam hikmah Imam Rafii "Siapa yang tidak menjaga diri maka tiada maanfaat ilmu yang ada padanya."
Pengajar Mahad 'Aly tersebut dalam sambutannya mengatakan "Hari libur adalah miniatur kehidupan kita saat kita benar-benar pulang ke kampung halaman." Selanjutnya beliau mengatakan "Bahwa tidak ada seorang gurupun yang yang harapkan muridnya celaka, dan jadikanlah acara ini ajang untuk benar-benar meminta maaf jangan seremonial saja, sebab jika hanya seremonial maka kalian telah melakukan satu kesalahan yang baru."
Di puncak acara Abiya Muhammad Baidhawi mengumumkan libur, namun sebelumnya Abiya mengucapkan terimakasih kepada seluruh dewan guru yang tabah dan tanpa pamrih dalam menjalani roda aturan Dayah MUDI, dan kepada seluruh thullab untuk senantiasa sabar dalam perjuangan menuntut serta sampaikan salam dari Abu kepada ayah dan bunda yang ada di kampung halaman.
"Masa santri saat kalian di dayah layaknya sebuah pohon kecil yang selalu disiram, dipupuk dan dipagari oleh guru-guru lewat ilmu agama, namun masa libur adalah masa saat kalian dibiarkan sejenak dalam terik hari, tanpa disiram maka apakah kalian bertahan dan membesar atau mengering dan bahkan mati? dan adalah satu kesedihan bagi pemilik tanaman dan penjaganya jika pohon yang diharapkan tumbuh besar, dipetik buahnya serta dijadikan tempat beteduh mati!! maka kami akan melihat apakah pohon itu akan bisa diambil manfaat dalam masa libur," nasihat Abiya kepada para santri.
Wadir III Dayah MUDI yang juga merupakan menantu daru Abu tersebut juga mengajak santri agar menampilkan kebaikan, sebarkan ilmu dan menjaga almamater ma'had dan mengumumkan bahwa libur dimulai mulai tanggal 4 s/d 14 Zulhijjah 1439 H atau betepatan dengan 16 s/d 26 Agustus 2018.
No comments:
Post a Comment