Tapaktuan – Dinas Pendidikan Dayah Kabupaten Aceh Selatan untuk pertama kalinya berhasil menggelar Training Metode Tashil al-Thullab, sebuah metode mudah membaca kitab kuning yang selama ini lebih banyak dipraktikkan di beberapa pesantren secara mandiri.
Pelatihan berlangsung delapan hari di Hotel Metro Tapaktuan, terbagi dalam dua gelombang (31 Agustus–3 September dan 4–7 September 2025), dengan mengusung tema: “Kitab Kuning Ruh dan Identitas Dayah.”
Sebelum kegiatan dimulai, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh Selatan terlebih dahulu meminta izin sekaligus restu kepada Al-Mukarram Aby MUDI Dr. H. Zahrul Mubarak HB., M.Pd, selaku Wadir I Dayah MUDI Mesra Samalanga.
Acara ini resmi dibuka Bupati Aceh Selatan melalui Asisten I, yang juga dihadiri Ketua MPU Aceh Selatan, Abon Armia. Selanjutnya dilanjutkan dengan Tausiyah perdana disampaikan ulama Aceh Selatan, Abu Syafruddin al-Yusufi (Abu Cek), beliau mengingatkan agar dayah tetap mampu menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan jati diri kedayahan.
Kabid Manajemen Dinas Dayah Aceh Selatan, Aby Karimuddin, S.H., yang menggagas kegiatan ini, menekankan pentingnya metode pembelajaran.“Kesulitan santri bukan sepenuhnya karena kemampuan mereka, tetapi karena cara penyampaian. Dengan Tashil al-Thullab, guru lebih mudah menjelaskan nahu dan saraf, sehingga santri cepat paham dan lebih bersemangat belajar,” katanya.
Untuk materi inti, Dinas Dayah menghadirkan dua trainer resmi dari Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga: Tgk. Misbar Abdul Aziz, M.Ag., dan Tgk. Zainal Abidin, S.E., S.Ag. Keduanya memandu peserta dengan sistematis dan aplikatif.
Kegiatan ini diharapkan menjadi inspirasi bagi pemerintah daerah lain di Aceh untuk turut mengambil langkah serupa, sehingga kitab kuning sebagai ruh dan identitas dayah tetap dikenal dan terus dipelajari di mana pun walau di tengah arus modernisasi.
No comments:
Post a Comment