JAKARTA – Di balik hiruk-pikuk ibu kota, sebuah nama dari pesisir timur Aceh ikut mengalun dalam daftar prestasi nasional. Ia adalah Tgk. Ikhwanul Kiram Bawarith, santri muda dari Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Bireuen, yang membuktikan bahwa kreativitas bisa lahir dari mana saja, bahkan dari bilik pesantren yang jauh dari gemerlap kota.

Lewat karya video pendek berjudul “Z Brothers”, Ikhwanul menembus empat besar nasional dalam ajang bergengsi Lomba Video Pendek Gen Z “Aksi Nyata untuk Indonesia”, yang digelar oleh Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) untuk memperingati HUT ke-21 lembaga tersebut.

Dari total 560 peserta yang datang dari berbagai penjuru Indonesia, video karya santri Samalanga ini melaju tenang namun pasti. Dari tahap 50 besar, lalu 10 besar, hingga akhirnya berdiri gagah di empat besar nasional bersama tiga kreator muda lainnya: Ahmad Azmi Amiq (Jawa Timur), Aura Ashelia (Sumatra Barat), dan Dino Dinasty Hariyanto (Banten).

Namun “Z Brothers” bukan sekadar video. Ia adalah kisah tentang persaudaraan, kolaborasi, dan semangat perubahan yang tumbuh dari lingkungan dayah. Dalam balutan sederhana, video ini membawa pesan kuat bahwa santri juga bagian dari gelombang inovasi digital, generasi yang tak hanya berzikir di surau, tapi juga berpikir untuk kemajuan negeri.

“Teruslah berkarya. Setiap ide positif dari generasi muda seperti Ikhwanul Kiram adalah kontribusi berharga untuk masa depan bangsa,” ujar Rahmat Razi Aulia, atau yang akrab disapa Mc Razi, Tenaga Ahli DPD RI sekaligus figur Gen Z asal Aceh, dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 28 Oktober 2025.

Malam ini, sorotan lampu akan tertuju ke The Tribrata Hotel & Convention Center, Darmawangsa, Jakarta, tempat digelarnya Malam Puncak DPD Awards. Di sana, para finalis, termasuk Ikhwanul, akan menerima penghargaan langsung dari Ketua DPD RI, sebagai bentuk apresiasi terhadap kreativitas anak muda Indonesia.

 

Capaian ini menunjukkan bahwa santri dengan kesahajaan dan ketekunannya dapat menembus batas, bersuara di panggung nasional, dan menunjukkan pada dunia bahwa iman, ilmu, dan kreativitas bisa berjalan beriringan menuju Indonesia yang lebih baik.