SAMALANGA — Dewan guru dayah MUDI Mesra Samalanga, Tgk Zaman Huri, menorehkan karya penting dalam khazanah ilmu Ushul al-Fiqh. Ia berasal dari Mns Keutapang Aree, Pidie. Lahir pada 12 September 2001.
Tgk Zaman Huri mulai menimba ilmu di MUDI Mesjid Raya sejak 2016, kemudian melanjutkan ke jenjang Ma’had Aly pada tahun 2019. Setelah bertahun-tahun berkecimpung dalam dunia kitab dan literatur klasik, Zaman Huri akhirnya menuntaskan tugas akhir di Mahad Aly pada 2024 dengan sebuah karya yang kemudian ia beri nama “Ta‘liqat Zaman Huriy”, hasil tahqiq atas manuskrip langka bernama Hāsyiah an-Najjārī ‘alā Syarh al-Waraqāt.
Selain sebagai hasil penelitian ilmiah, kitab ini adalah sebuah bentuk penghormatan Zaman Huri terhadap warisan keilmuan yang selama ini hanya berdebu di rak-rak perpustakaan klasik dan file digital yang jarang tersentuh.
Karya ini menggabungkan tiga lapisan penting dalam tradisi Ushul al-Fiqh: Matan al-Waraqāt, Syarh al-Waraqat, dan Hasyiah an-Najjari. Ketiganya merupakan pilar dasar yang membentuk fondasi kuat bagi siapa pun yang ingin menapaki jalan ilmu ushul fiqh secara sistematis.
Dalam proses penyusunannya, Tgk Zaman Huri meneliti sembilan manuskrip otoritatif yaitu satu untuk matan, empat untuk syarh, dan empat lainnya untuk hasyiah. Hasil komparasi tersebut kemudian ia rangkai dengan sentuhan ta‘liqat (komentar ilmiah) yang disusun rapi di bawah teks utama. Tambahan ta'liqat ini menghadirkan warna baru dalam penyajian dasar kitab tersebut saat masih dalam bentuk manuskrip.
Ta‘liqat tersebut selain menjelaskan istilah dan redaksi yang sulit, juga memperluas konteks dengan menyertakan perbandingan naskah, pandangan ulama, hingga tambahan definisi dari berbagai kitab ushul fiqh lainnya.
Proyek ilmiah ini dimulai pada 2 November 2023 setelah memastikan bahwa manuskrip ini belum ada yang menulis ulang, dan rampung pada 26 Juni 2024. Tgk Zaman Huri akui bahwa capaian ini lahir dari sebuah perjalanan kesabaran yang panjang serta pesan sang guru senantiasa melekat dalam hati:
“Selesaikan dan tuntaskanlah sebagaimana layaknya sebuah karya, yang kelak memberi manfaat bagi siapa saja yang membacanya.”
Setelah rampung, karya tersebut ia persembahkan langsung kepada Guru Agung, al-‘Allāmah al-Faqīh al-Mursyid Abu MUDI, untuk tabarruk dan memohon doa restu. Abu MUDI berpesan singkat: "Semoga dengan hadirnya kitab ta‘liqāt semacam ini, para santri semakin dimudahkan dalam memahami fan uṣūl al-fiqh.”
Dengan lahirnya karya ini, ruang rujukan Ushul Fiqh, wa bil khusus untuk mendalami Hāsyiahy Nufahāt, selain luas. Selain itu, nama Zaman Huri tercatat sebagai salah satu dewan guru aktif dayah MUDI Mesjid Raya yang bergelut dalam ranah Tahqiq manuskrip, mengikuti jejak guru-guru sebelumnya seperti Tgk Ibn Ahmad yang sudah melahirkan belasan karya dan Tgk Mustafa yang karya diterbitkan oleh penerbit internasional: Darl al-Dhiya'.
Zulkarnen


No comments:
Post a Comment