MUDI Bershalawat, Menuju Mahabbah Rasulullah Saw.
MUDI Bershalawat, Menuju Mahabbah Rasulullah Saw.
Bagian Pendidikan Lembaga Pendidikan Islam Ma’hadal Ulum Diniyah Islamiyah (LPI MUDI) Mesjid Raya Samalanga, Kamis malam (04 Jumadil-Awwal 1435 H/06 Maret 2014 M) melaksanakan “Rahah Religius” dengan tema “MUDI Bershalawat, Menuju Mahabbah Rasulullah Saw” sebagai rangkaian terakhir dari pelaksanaan ujian caturwulan I yang berakhir pada Kamis sorenya.

Acara yang dikemas dengan pembacaan zikir dan shalawat yang dilanjutkan dengan tasyji’ (giving motivation) oleh para Musyaji’ senior ini terselenggara atas jalinan kerjasama Bagian Pendidikan dengan Bagian Ibadah, Humas & Hankam, Panitia Hari Besar Islam (PHBI) dan Majelis Zikir & Shalawat “Zikra al-Hasani”.

Pelaksanaan “Rahah Religius” dimulai dengan Shalat ‘Isya berjama’ah pada pukul 20.15 WIB. Kemudian dilanjutkan dengan pembacaan zikir dan shalawat kepada Baginda Sayyidina Muhammad Saw sampai pukul 22.30 WIB. Ribuan santri pun begitu khusyu’ melantunkan zikir dan shalawat yang dipandu oleh Majelis “Zikra Al-Hasani”. Walaupun sebelumnya sedikit terkendala dengan matinya listrik pada awal mula acara namun semangat para santri sangat luar biasa dalam mengikuti seluruh rangkaian acara.

Para santri yang berpakain jubah dan dilengkapi dengan sorban putih ini juga begitu antusias ketika selanjutnya tampil Abi Nasir Aceh Selatan memberikan motivasi kepribadian. “Janganlah engkau menjadikan agama sebagai ladang permainan hawa nafsumu, tetapi tundukkanlah hawa nafsumu agar sesuai dengan arahan agama”, demikan ungkap alumni MUDI yang akrab disapa Tgk. Abang ini.
Selanjutnya Tgk. H. Sulaiman Hasan juga ikut memberikan motivasi dan strategi dakwah dalam menghadapi berbagai tantangan dakwah selama ini. Teungku yang pada awal mulanya mengecap pendidikan di Dayah Darul Munawwarah Kuta Krueng ini mengatakan bahwa kita harus berpikir serba mungkin. “Anda dilahirkan bukan untuk hidup, tapi Anda dilahirkan untuk mati, karenanya persiapkanlah diri Anda untuk menghadapi mati dan  menghadapi hidup setelah mati”.

Beliau juga menyampaikan bahwa strategi dakwah kita adalah dengan bil-hikmah, yaitu dengan cara tahqiqul-haq bid-dalil yang dipraktekkan dengan seumeubeut (mengajar ilmu agama), kemudian dengan bil-mau’izhah, yaitu dengan cara targhib wa tahdzir melalui pembacaan sirah dan berbagai fadhilah lainnya dan terakhir dengan mujadalah, yaitu dengan penguasaan nalar melalui ilmu manthiq dan lain-lain.

Para santri semakin bersemangat dalam mendengarkan untaian tasyji’ ini terlebih lagi ketika beliau menjelaskan bahwa para thalabul-ilmi ini adalah sekelompok manusia yang masyhur di bumi dan di langit, melebihi seorang Lionel Messi yang kepopulerannya tidak seberapa. “Kita harus mempunyai semangat untuk menjadikan masyarakat dunia berperilaku madani karena cita-cita kita adalah mengislamkan tokoh-tokoh sekelas Obama dan Ronaldo. Jangan katakan tidak mungkin, karena kita harus berpikir segala-galanya itu harus mungkin. Satu hal yang harus diyakini dan dijadikan motto hidup kita, “ingin berhasil??! beut keuh laju,, pasti bahagia”, ujar sosok yang berkesempatan melanjutkan pendidikannya di Ribath al-Idris Baitul-Ahdal, Zabid, Yaman setelah sekian lama menjadi thalabah di MUDI ini. 

Acara “Rahah Religius” ini pun diakhiri dengan pembacaan doa khatam majelis yang dibacakan oleh Tgk. H. Muhammad Iqbal Jalil, S.HI. 

Kabag. Pendidikan, Tgk. Ahmad Abdullah mengatakan bahwa pelaksanaan “Rahah Religius” ini merupakan satu terobosan penting untuk merobah paradigma pemikiran sebagian santri yang masih mengidentikkan istilah “meu awoe” setelah pelaksanaan ujian. “Melalui acara ini kita berharap setiap santri dapat memaksimalkan waktunya dengan mengikuti berbagai rangkaian agenda yang tidak terlepas dari nilai-nilai ibadah dan tentunya tidak ada lagi istilah meu-awoe ba’da ujian karena meu-awoe itu pada hakikatnya adalah penghambat keberhasilan kita dalam thalabul-ilmi”, demikian ujar salah seorang keponakan dari Abon ‘Abdul ‘Aziz Mesjid Raya ini.