Setelah diadakan selama lima tahun sejak 1 Ramadhan 1432 H/ 2011 M, Pengajian Kitab Fatawa Haditsiyah karangan Imam Ibnu Hajar al-Haitami bersama Abu MUDI akhirnya dikhatam pada Sabtu pagi tadi (26/07/2014). Pengajian kitab karangan seorang imam yang merupakan rujukan utama dalam Mazhab Syafi'ie dari kalangan mutaakhirin di samping Imam Ramli ini berisi berbagai jawaban terhadap permasalahan umat seperti tafsir ayat Al-Quran, Tasawuf, Tauhid/Aqidah, Ushul Fiqh, Bayan Ma`ani, dan juga Fiqh.
Pengajian kitab Fatawa Haditsiyah yang bertebalkan 450 halaman (cet. Dar Ihya Turast Araby, Beirut) ini membutuhkan waktu sedemikian lama dikarenakan metode Abu dalam mengajar yang disertai dengan berbagai nasihat serta kisah-kisah tentang para alumni dan juga pimpinan terdahulu. Hal ini perlu untuk membuat suasana lebih hidup dan tidak kaku di samping juga para santri dan dewan guru dapat memetik pelajaran penting dari kisah-kisah tersebut.
Semeubeut (mengajar) merupakan satu kesenangan tersendiri bagi Abu yang terlihat dalam pengajian sehari-hari dimana Abu selalu mengusahakan untuk bisa mengajar walau disibukkan dengan kegiatan lain. Tidak hanya dalam pengajian Ramadhan ini, bahkan di pengajian harian di Balee Beuton pun Abu selalu mengupayakan untuk bisa mengajar walau kadangkala beliau baru pulang dari perjalanan hampir menjelang subuh.
Dalam bulan Ramadhan, pengajian di dayah diliburkan dan umumnya para santri serta dewan guru pulang kampung halaman. Namun ada juga sebagian santri dan dewan guru yang menetap di dayah, ada yang mengikuti sulok, ber-khalwah atau hanya sedekar menikmati puasa Ramadhan di dayah.
Untuk menggantikan halaqah harian di Balee Beuton, Abu mengadakan pengajian untuk santri dan dewan guru yang berada di dayah. Kitab yang dikaji adalah kitab-kitab di luar kitab kurikulum.
Dalam empat tahun terakhir, kitab yang dikaji adalah kitab Fatawa Haditsiyah karangan Imam Ibnu Hajar al-Haitami. Sedangkan di tahun sebelumnya (2010) adalah kitab Hasyiah Bajuri `ala Qasidah Burdah. Sementara pada bulan puasa tahun 2008-2009 Khazinatul Asrar merupakan kitab yang dikaji dalam pengajian ba’da subuh selama Ramadhan. Sedangkan pada tahun sebelumnya yang menjadi kajian adalah kitab Tanwir Qulub karangan Syeikh Amin Kurdi.
Pengajian kitab Fatawa Haditsiyah yang bertebalkan 450 halaman (cet. Dar Ihya Turast Araby, Beirut) ini membutuhkan waktu sedemikian lama dikarenakan metode Abu dalam mengajar yang disertai dengan berbagai nasihat serta kisah-kisah tentang para alumni dan juga pimpinan terdahulu. Hal ini perlu untuk membuat suasana lebih hidup dan tidak kaku di samping juga para santri dan dewan guru dapat memetik pelajaran penting dari kisah-kisah tersebut.
Semeubeut (mengajar) merupakan satu kesenangan tersendiri bagi Abu yang terlihat dalam pengajian sehari-hari dimana Abu selalu mengusahakan untuk bisa mengajar walau disibukkan dengan kegiatan lain. Tidak hanya dalam pengajian Ramadhan ini, bahkan di pengajian harian di Balee Beuton pun Abu selalu mengupayakan untuk bisa mengajar walau kadangkala beliau baru pulang dari perjalanan hampir menjelang subuh.
Dalam bulan Ramadhan, pengajian di dayah diliburkan dan umumnya para santri serta dewan guru pulang kampung halaman. Namun ada juga sebagian santri dan dewan guru yang menetap di dayah, ada yang mengikuti sulok, ber-khalwah atau hanya sedekar menikmati puasa Ramadhan di dayah.
Untuk menggantikan halaqah harian di Balee Beuton, Abu mengadakan pengajian untuk santri dan dewan guru yang berada di dayah. Kitab yang dikaji adalah kitab-kitab di luar kitab kurikulum.
Dalam empat tahun terakhir, kitab yang dikaji adalah kitab Fatawa Haditsiyah karangan Imam Ibnu Hajar al-Haitami. Sedangkan di tahun sebelumnya (2010) adalah kitab Hasyiah Bajuri `ala Qasidah Burdah. Sementara pada bulan puasa tahun 2008-2009 Khazinatul Asrar merupakan kitab yang dikaji dalam pengajian ba’da subuh selama Ramadhan. Sedangkan pada tahun sebelumnya yang menjadi kajian adalah kitab Tanwir Qulub karangan Syeikh Amin Kurdi.
Buku ini merupakan salah satu buku penting tentang hadits Nabi dan ajaran Islam, banyak manfaatnya di tafsir ehlam dan banyak manfaatnya.
ReplyDeletePenekanan harus diberikan pada memahami agama, mempelajari
ReplyDeletetafsiralahlam, mempelajari kitab-kitab fikih dan Al-Quran untuk mengetahui agama dengan baik