JAKARTA - Dalam kunjungannya ke Indonesia kali ini, Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz telah mengamanahkan dan melantik langsung Abi Zahrul Fuadi Mubarrak (Wadir I Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga) sebagai Wakil Ketua Majelis al-Muwashshalah Baina 'Ulama` al-Muslimin Wilayah Aceh (Forum Silaturrahmi Antar 'Ulama). Sementara Abiya H. Muhammad Hatta (Mudir Ma'had MADANI Al-Aziziyyah) yang juga merupakan alumni dari Dayah MUDI terpilih sebagai ketua.

Jabatan sebagai Ketua dan Wakil Ketua Majelis al-Muwashshalah itu diputuskan dalam Forum Multaqa' para Ulama di Hotel Crowne Plaza, Jakarta kemarin sore (31/10/2016) yang dipimpin langsung oleh Habib Umar al-Hafiz. Sebelumnya, Abiya Madani dan Abi MUDI memang begitu intens membangun hubungan dengan para Ulama di luar Aceh, baik di pulau Jawa, Malaysia hingga dengan beberapa Ulama Timur Tengah yang sebagiannya telah dihadirkan ke Aceh. Keseriusan dalam membangun ukhuwah inilah yang dilihat oleh pimpinan Majelis al-Muwashshalah perwakilan Indonesia dan juga Habib Umar Al-Hafiz sehingga keduanya ditetapkan sebagai pengurus Majelis al-Muwashshalah baina Ulama al-Muslimin wilayah Aceh.

Majelis al-Muwashshalah Baina Ulama al-Muslimin dibentuk sendiri oleh Habib Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz pada bulan Muharram tahun 1427 H / 2007 M dengan visi terwujudnya persatuan dan kerjasama antara para 'Ulama guna menampilkan dan menyampaikan dakwah sebagai bentuk rahmatan lil-'alamin dan mempunyai misi turut andil dalam membangun dan membentuk 'Ulama Rabbani di tengah ummat Islam.
[post_ad]
Majelis al-Muwashshalah Baina 'Ulama` al-Muslimin bertujuan ;

1. Menguatkan ikatan ta’aruf dan komunikasi antar 'Ulama. Saling membantu dalam memecahkan masalah-masalah substantif dalam agama sehingga dapat memberikan kemashlahatan pada masyarakat dan menjaga nilai-nilai yang mendasar bagi ummat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

2. Meningkatkan taraf kemampuan ilmiah di halaqah, madrasah, pesantren dan pusat pendidikan Islam disertai dengan pembersihan jiwa (tazkiyatun-nafs) dan pendidikan akhlak serta kecakapan dalam dakwah fi-sabilillah.

3. Memberikan penjelasan secara baik dan benar atas dinamika terbaru dan terkini agar pandangan para 'Ulama atas masalah tersebut menjadi lebih mendalam serta lebih mendekati kesesuaian dan persamaan persepsi.

4. Publikasi hasil kajian para 'Ulama berkaitan dengan permasalahan penting yang terjadi atas ummat, sosialisasi hasil penelitian, kemajuan, temuan, kreasi baru yang bermanfaat dan mengekspos penerbitan dan produk ilmiah lainnya.

Majelis al-Muwashshalah Baina 'Ulama` al-Muslimin mempunyai prinsip dasar, yaitu : “ilmu, pembersihan jiwa, dakwah Ilallah dan silaturrahim antara 'Ulama ummat".

Banyak pihak berharap semoga dengan terbentuknya Majelis al-Muwashshalah Baina 'Ulama` al-Muslimin Wilayah Aceh ini, al-Habib 'Umar bin Muhammad bin Salim bin Hafidz dapat kembali mengunjungi Aceh setelah kedatangan pertama beliau sekitar tahun 1430 H / 2010 M dan semakin banyak pelajar-pelajar Aceh yang dapat menempuh pendidikan agama di Darul Musthafa, Tarim, Yaman, yaitu pesantren yang Habib Umar pimpin. (iqbal_jalil)