mudimesra.com | Dalam Pengajian Hikam Special Ramadhan di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Abi Zahrul Fuadi Mubarak selaku pengasuh pengajian disodorkan pertanyaan dari penonton video live streaming tentang bagaimana menyikapi permasalahan ibadah di tengah-tengah masyarakat yang tidak sesuai dengan ilmu yang dipelajari.

Abi MUDI ditanya bagaimana sikap kita bila seandainya dijadwalkan sebagai imam shalat tarawih yang tatacara pelaksanaan 4 rakaat sekali salam dan apa yang kita pikirkan? Abi menjawab kalau apa yang kita pikirkan tentu itu adalah sebuah kesalahan. Karena shalat malam itu disebutkan dalam hadis "masna masna" yang berarti dikerjakan dua dua raka'at. Jadi tidak ada dalam Mazhab yang membenarkan shalat tarawih 4 rakaat sekali salam, bahkan di Saudi sendiri shalat tarawih juga dilakukan dua raka'at sekali salam.

Namun demikian Wadir I Dayah MUDI Mesra Samalanga yang juga Wakil Ketua Majelis Muwashalah baina Ulama al-Muslimin wilayah Aceh ini berpesan agar menjaga sikap lembut dalam berdakwah. "Dalam berdakwah perlu kelembutan. Bassyiru, wala tunaffiru! Berilah kabar gembira, jangan membuat sasaran dakwah justru lari dan menjauh dari kita. Dalam menghadapi hal semacam ini tentu perlu tahapan. Ajak dulu shalat dua dua raka'at walau belum sempurna dilakukan sampai 20 raka'at. Berikan pemahaman dan sampaikan hadis Rasulullah Saw. Nanti baru pada tahap selanjutnya sedikit demi sedikit kita berikan pemahaman hingga sempurna melakukan tarawih 20 rakaat."
[post_ad]
Abi juga menyampaikan, "Ini konsep dakwah yang baik. Kalau mau tergesa-gesa kita sudah lihat akibatnya. Justru kita para da'i yang harus lari, bukan mereka. Insyaallah kalau disampaikan baik-baik, dengan kelembutan semua orang akan menerimanya."

Putra pertama Abu MUDI ini juga mengingatkan agar menjaga keikhlasan dalam berdakwah. "Berdakwahlah mengajak umat kepada Allah. Laa 'ala nafsik, bukan kepada dirimu, wa laa 'ala hizbik, bukan juga kepada kelompokmu," papar Abi mengingatkan jamaah. (iqbal_jalil)