mudimesra.com| Wadir I Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga yang juga Mudir Ma'had Aly MUDI, Aby Zahrul Fuadi Mubarrak tetap melangsungkan kegiatan mengajarnya meskipun sedang berada di Malaysia. Abi MUDI mengajar Mahasantri Ma'had Aly Semester 1 pada jumat sore (28/9/2018) tentang Ulumul Quran. Para Mahasantri terlihat begitu antusias mengikuti pengajian Abi melalui live streaming via Skype.
Dalam pengajian ini Abi MUDI juga menyampaikan beberapa motivasi, diantaranya tentang pentingnya memanfaatkan media untuk hal-hal yang bermanfaat khususnya dalam hal tafaqquh. "Di era multimedia sekarang ini seorang guru bisa saja mengajar meskipun sedang tidak berada di tempat. Kita perlu memanfaatkan media untuk memaksimalkan pendalaman ilmu." Papar Abi.
Abi menasihati, "Belajarlah dengan sungguh-sungguh sebelum bekeluarga. Masa muda adalah masa yang sangat efektif untuk belajar. Apa yang bisa dipelajari di kala muda tidak akan bisa dipelajari di kala sudah menikah. Akan ada hal-hal yang tidak bisa ditinggalkan dalam keluarga yang mengganggu aktivitas belajar."
Dalam pengajian ini Abi menceritakan bahwa di satu sisi Abi merasa masih banyak yang kurang karena menikah muda. Beliau menikah saat umurnya 25 tahun. Dimana hal itu telah memperkecil waktunya untuk belajar dan mengajar secara sempurna. Namun, di balik penyesalan itu, ada juga kelebihannya. Karna sebelum menikah, Abi telah mengajar di dayah selama 7 tahun. Karena itu, meskipun menikah muda, Abi sudah memantapkan diri dengan banyak pengalaman.
Abi MUDI memulai tafaqquh di dayah sambil belajar di sekolah pagi harinya saat masih berusia 11 tahun. Abi mulai mengajar di MUDI saat berusia 18 tahun. Saat itu Abi sudah kelas 8. Abi mengajar kelas siang selama 7 tahun. Setelah itu baru menikah. Namun meski sudah menikah, semangat Abi dalam mengajar tidak surut. Beliau bahkan menambah kelas mengajar malam. Namun tetap saja ada kesibukan tertentu setelah menikah yang membuat tafaqquh tidak lagi maksimal seperti sebelumnya.
Abi MUDI juga menjelaskan bahwa beliau banyak melakukan ziarah dan perjalanan ke luar daerah bukan bermaksud untuk rekreasi, tapi untuk ziarah keilmuan dan ziarah mahabbah. Abi mempunyai cita cita yang belum kesampaian, yaitu ingin belajar di luar negeri, seperti di Mesir dan Yaman. Abi ingin belajar di sana sekalipun hanya beberapa hari saja. Abi menuggu kedatangan Ulama-ulama luar negeri di Indonesia guna mengambil ilmu dari mereka. Makanya saat ini beliau berada di Malaysia untuk memetik ilmu dari Habib Umar bin Hafiz.
Menutup nasehatnya, Abi MUDI mengingatkan agar santri yang telah mengaji di sini tidak menyianyiakan waktu belajarnya. Kita mungkin tidak ada biaya untuk mencari ilmu di luar negeri, maka janganlah menyianyiakan masa belajar di sini.
Itulah beberapa pesan dan nasehat yang disampaikan oleh Abi MUDI kepada Mahasantri dalam kesempatan tersebut. Apa yang disampaikan oleh Abi MUDI lewat lisannya dalam kesempatan tersebut tidaklah banyak. Namun makna dari pengajian ini sangat dalam. Abi telah memberikan pesan moral betapa tafaqquh itu penting. Dengan semangat tafaqquh yang tinggi, jarak yang jauh tidak menjadi penghalang. Dan Abi telah menunjukkan betapa besarnya perhatian seorang guru kepada murid-muridnya.(MIJ)
No comments:
Post a Comment