Aba dalam tausiahnya meyampaikan bahwa acara yang semacam ini sangat perlu untuk dilakukan untuk menenangkan pikiran setelah ujian. Agama islam tidak melarang rekreasi asalkan tidak keluar dari ketentuan syariah Islam. Dikalangan santri acara semacam ini harus bisa memotivasi, menciptakan semangat baru dalam belajar dimasa yang akan datang.
Aba Nisam, sapaan akrab beliau menceritakan kisah Ibnu Malik pengarang Nadzam Alfiyah yang sempat terhenti, hilang inspirasi setelah menciptakan nadzamوَتَقْتَضِي رِضَاً بِغَيْرِ سُخْطِ ¤ فَـائِقَةً أَلْفِــــيَّةَ ابْنِ مُعْطِي (Kitab ini menuntut kerelaan tanpa kemarahan, melebihi kitab Alfiyah-nya Ibnu Mu’thi). Perasaan lebih unggul dari Ibnu Mu’thi. Hingga pada suatu malam Ibnu Malik mimpi bertemu Ibnu Mu’thi. Ibnu Mu’thi menyindirnya dengan وَ اْلحَيُّ قَدْ يَغْلِبُ أَلْفَ مَيِّتٍ (Orang hidup memang terkadang bisa menaklukkan seribu orang meninggal). Perasaan malu kepadanya membuat Ibnu Malik sadar dan mampu meneruskan bait Alfiyyah dengan وَهْوَ بِسَبْقٍ حَائِزٌ تَفْضِيْلاً ¤ مُسْـتَوْجِبٌ ثَنَائِيَ الْجَمِيْلاَ (Beliau (Ibnu Mu’thi) lebih istimewa karena lebih awal. Beliau berhak atas sanjunganku yang indah).
Kisah ini menginspirasi bahwa guru, orang yang lebih awal dari kita adalah mereka yang lebih hebat dan unggul dari kita hari ini. Ilmu adalah nur karena ilmu adalah tafsiran dari Alquran dan Hadist dan dia tidak diberikan kepada orang yang maksiat. (riz.ar)
No comments:
Post a Comment