mudimesra.com | Tim Tashil at-Tullab MUDI Mesjid Raya Samalanga, untuk pertama kalinya mengepakkan sayap trainingnya di luar dayah MUDI, tepatnya di Dayah Nurur Rasyid al-Aziziyah (NURA), Sigli.  Acara ini berlangsung selama dua hari sejak hari Rabu, 18/01/2023 sampai hari kamis, 20/01/2023.


Adapun peserta yang ikut berpartisipasi pada training tersebut berjumlah 35 orang baik dari laki-laki maupun perempuan. Acara tersebut berlangsung dengan khidmat dan penuh antusias dari seluruh peserta training yang diselenggarakan dalam ruang aula dayah Nurur Rasyad Al-Aziziyah (NURA).


Adapun trainer yang diutus oleh tim Tashil at-Tullab MUDI Mesjid Raya untuk melaksanakan training di Dayah Nurur Rasyid Al-Aziziyah berjumlah dua orang yaitu Tgk. Khairul Waled dan Tgk. Misbar Abdul Aziz yang merupakan anggota senior yang sudah cukup berpengalaman dari tim Tashil at-Thullab.


Perlu diketahui bahwa Tashil at-Tullab merupakan metode baru yang diterbitkan oleh Dayah MUDI Mesjid Raya untuk memudahkan membaca kitab kuning khususnya bagi para santri yang baru belajar kitab. Program dan praktik penerapan metode ini sudah dua tahun diterapkan di dayah MUDI dengan hasil yang sangat memuaskan.


Dalam training Tashil at-Tullab, trainer akan menjelaskan materi dalam 27 pertemuan serta irama dari masing-masing nadham yang terdapat dalam buku Mandhumah Tashiliyyah. Pada malam penutupannya, para trainer akan ditampilkan video demonstrasi yang sudah dilaksanakan di MUDI dan juga memperdengar Mars Metode Tashil at-Tullab yang dibuat oleh tim khusus untuk Dayah Nurur Rasyid Al-Aziziyah.


Waled NURA pada saat pembukaan training, dalam sambutannya mengatakan bahwa “metode ini (Tashil at-Tullab) perlu diterapkan karena lebih sinkron dengan kurikulum dayah khususnya di Aceh.  Di samping itu juga dalam metode Tashil at-Tullab diajarkan meliputi kitab al-Jarumiyah, Matammimah, Awamil, dan Matan Bina.”


Terwujudnya agenda ini untuk dilaksanakan di Dayah Nurur Rasyid Al-Aziziyah (NURA) Sigli, bermula dari inisiatif Waled NURA dan juga dibantu oleh menantu beliau Aban Dr. Muttaqien, MA. Sebelumnya, dayah ini telah menerapkan metode al-Miftahul Ulum sebagai proses penunjang bagi santri dalam memahami kitab kuning. Namun, saat ini beralih minat untuk menjadikan Metode Tashil at-Tullab sebagai kurikulum dayah bagi santri baru belajar.


Melalui metode Tashil at-Tullab ini diharapkan mampu memberi warna cerah dan harapan bagi generasi santri Aceh sehingga mempermudah dalam mengaji dan mengkaji kitab kuning. (khalidin)