Samalanga, Bireuen – Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga berhasil menyelenggarakan Silaturahmi Nasional (Silatnas) Satuan Pendidikan Muadalah Salafiyah ke-6 pada 17–19 Januari 2025. Acara yang berlangsung khidmat ini mempertemukan ratusan pimpinan pesantren muadalah dari seluruh Indonesia dan diisi dengan pembahasan berbagai isu strategis yang dituangkan dalam dokumen "Risalah Aceh."
Sebagai tuan rumah, Dayah MUDI membuktikan posisinya sebagai salah satu pusat pendidikan Islam yang terus berkomitmen terhadap pengembangan tradisi keilmuan salafiyah. Pelaksanaan acara ini tidak hanya menjadi ajang pertemuan antar pimpinan pesantren, tetapi juga memperkuat jejaring antar lembaga untuk menghadapi tantangan pendidikan Islam di era modern.
Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting, baik dari kalangan ulama maupun pemerintah. Hadir dalam kegiatan tersebut Anggota Majelis Masyaikh, Abu H. Faisal Ali; Kasubdit Pendidikan Muadalah dan Diniyah Formal Dirjen Pendis Kemenag RI, Dr. Endi Suhendi MA; Kasubdit Pendidikan Ma'had Aly Dirjen Pendis Kemenag RI, KH. Dr. Mahrus El Mawa; Sekjend FKPM, KH. Luqman Haris Dimyati; Ketua FKPM Salafiyah, Dr. KH Ahmad Taufiq; Kakanwil Kemenag Aceh; Kadis Dayah Aceh; serta jajaran Kementerian Agama dan Dinas Dayah Kabupaten Bireuen. Kehadiran mereka memberikan dukungan moral sekaligus menjadi simbol sinergitas antara pemerintah dan pesantren dalam mendukung pendidikan Islam.
Dalam sambutannya, Wadir I Dayah MUDI yang juga Mudir Ma’had Aly MUDI, Dr. Abi Zahrul Mubarrak HB, M.Pd., menyampaikan bahwa Silatnas ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali peran strategis pesantren dalam masyarakat. Abi MUDI menekankan pentingnya sinergitas antara ulama dan pemerintah. “Dalam sejarah peradaban Islam, keberhasilan pendidikan tidak pernah lepas dari dukungan pemerintah. Saya berharap pesantren muadalah mampu menjaga amanah besar ini dengan sebaik-baiknya,” ujarnya.
Selain itu, Aba Sayed Mahyuddin TMS, salah satu pimpinan Dayah MUDI, turut menyampaikan rasa syukur atas dipilihnya Dayah MUDI sebagai lokasi Silatnas tahun ini. “Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah hadir. Semoga acara ini menjadi ajang mempererat silaturahmi dan menciptakan kerja sama yang berkesinambungan untuk kebaikan umat Islam di masa mendatang,” ungkap Aba Sayed.
Silatnas kali ini menghasilkan "Risalah Aceh," sebuah dokumen strategis yang memuat berbagai rekomendasi penting. Beberapa poin utama yang dihasilkan antara lain penguatan manajemen kepengasuhan di pesantren, pencegahan bullying melalui pendidikan karakter, pemanfaatan media sosial untuk dakwah, serta dorongan pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren di Kementerian Agama guna mendukung tata kelola pesantren yang lebih terintegrasi.
Keberhasilan penyelenggaraan Silatnas ini menegaskan komitmen Dayah MUDI untuk terus menjadi pusat pengembangan pendidikan Islam yang relevan dengan kebutuhan zaman. Dengan ribuan santri yang menimba ilmu di lembaga ini, Dayah MUDI terus berupaya menjadi teladan dalam mempertahankan tradisi keilmuan salafiyah sekaligus beradaptasi dengan tantangan kontemporer.
Melalui Silatnas ini, diharapkan tercipta kekompakan dan silaturahmi yang lebih erat antar pimpinan pesantren salafiyah di seluruh Indonesia. Dayah MUDI tidak hanya mencatatkan sejarah sebagai tuan rumah, tetapi juga menjadi saksi lahirnya komitmen bersama untuk mengembangkan pendidikan Islam yang penuh manfaat bagi umat dan bangsa.
No comments:
Post a Comment