mudimesra.com | Tim Dakwah HAMAS (Himpunan Antar Mahasiswa dan Santri) LPI MUDI Mesjid Raya Samalanga kembali melaksanakan Safari Dakwah Ramadhan 1440 H ke berbagai daerah di Aceh dan luar Aceh. Kegiatan seperti ini sudah berjalan selama 12 tahun, tepatnya dari tahun 2007 hingga sekarang. Salah satu daerah yang menjadi tujuan safari dakwah tahun ini adalah Aceh Singkil.

Berbeda halnya dengan beberapa tahun yang lalu, pada tahun ini, safari dakwah HAMAS bekerja sama dengan Ma'had Aly dalam program "Khitmatul Ummah" atau dalam istilah lain disebut dengan KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat) dan diikuti oleh puluhan mahasantri semester VII (tujuh) Ma'had Aly MUDI.Tim yang ikut safari dakwah ke Aceh Singkil berjumlah 25 orang: 16 mahasantri dan 9 santri.

Setelah dilakukan beberapa tahap persiapan dan pembekalan, kami tiba di Aceh Singkil pada Sabtu sore 4 Mei 2019 dan disambut hangat oleh beberapa tokoh masyarakat. Daerah yang menjadi pusat dakwah yaitu di Desa Sintuban, Kec. Danau Paris, Aceh Singkil. Bang Nashar dengan seorang temannya menjemput kami setiba di Warung Ayam Penyet Aulia, Desa Siatas, Kec. Simpang Kanan, Kab. Aceh Singkil. Beliau mengantarkan kami  bergilir kira-kira tiga kilometer dari tempat kami tiba karena menyesuaikan dengan transportasi dua sepeda motor. Kami dibawa ke tempat Ustazd Zainuddin sebagai koordinator umumHAMAS wilayah Kabupaten Aceh Singkil. Dengan segala kepercayaan saya dan kawan-kawan diizinkan bermalam di rumah.

Setibanya Ustazd Zainuddin di rumah, ada beberapa hal yang perlu beliau ingatkan kepada kami dalam melakukan HAMAS di Kabupaten Singkil. Yang paling penting adalah terkait perbedaan raka’at shalat Tarawih. Memang secara umum masyarakat Singkil melakukan shalat tarawih secara berjamaah sebanyak dua puluh raka’at. Hanya saja ada beberapa desa yang bertarawih delapan rakaat. Kata Ustazd Zainuddin masyarakat memilih shalat tarawih delapan rakaat sama sekali tidak berdasarkan dalil, karena segelintir penda’i wahabi yang pernah masuk ke daerah Singkil mengubah praktik shalat tarawih dari jumlah dua puluh rakaat menjadi delapan rakaat. Kemudian masyarakat pun menjadi ikut-ikutan dan mencari jalan mudah saja. Karena itu, pola pikir ini sebenarnya sangat mudah diubah. Hanya saja dibutuhkan semangat para da’i dalam berdakwah mengajak masyarakat dengan baik untuk kembali melaksanakan tarawih dua puluh rakaat.

Masalah lain adalah tentang masuk waktu Magrib. Di beberapa daerah singkil, khususnya di Pulau Banyak dan pulau Banyak Barat. Masyarakat di sana tidak tahu bahwa masuk waktu adalah syarat sahnya shalat. Mereka hanya memperhitungkan angin dan keadaan, tidak dengan tenggelamnya matahari. Sehingga wajar saja kalau hari ini mereka akan shalat Magrib pada pukul 18:30 WIB, maka besok mereka akan shalat pada 18:50 misalnya. Bisa saja kalau musim hujan mereka shalat lebih awal dari musim kemarau, atau masa keadaan matahari dalam cahaya yang kuat mereka menunda shalat hingga gelap padahal sebenarnya matahari sudah terbenam, hanya masih meninggalkan cahaya.

Untuk kegiatan selama bertugas Ustazd Zainuddin menekankan diadakan kegiatan pengajian subuh. Beliau menyampaikan adanya pengajian merupakan agenda yang paling efektif dalam kegiatan HAMAS. Sangat jauh berbeda dengan menyampaikan lewat ceramah dalam mimbar-mimbar pidato dan khutbah. Kalau dalam pidato para jama’ah hanya mendengar penceramah saja yang umumnya kosong referensi, maka dalam kajian seorang da’i akan lebih akuratif sehingga jama’ah bisa memahami dengan baik dan merasa yakin.

Kegiatan yang lain adalah pesantren Ramadhan. Kegiatan ini dilaksanakan pagi atau siang hari, disesuaikan dengan kondisi masyarakat dan kesepakatan anggota tim per titik. Ustazd Zainuddin berharap kegiatan ini bisa menjadi jembatan penghubung antara da’i HAMAS dengan anak-anak dan remaja supaya mereka saling mengenal lebih dekat. Dengan itu akan lebih mudah para da’i dalam bersyi’ar. “Pendekatan dengan mengajarkan Al-Qur’an, fikih dasar dan ilmu tauhid adalah fokus kegiatan pesantren Ramadhan ini.” kata Ustazd Zainuddin.

Laporan: Tgk. Muhammad Abrar (Mahasantri Ma'had Aly MUDI)