Muhammad Zul Fadhli, begitulah nama seorang putra Lhokseumawe yang kini kembali mendapatkan kesempatan untuk mengharumkan nama Aceh di pentas Akademi Sahur Indosiar. Sebelumnya, ia sempat mudik meninggalkan panggung Aksi karena kekurangan dukungan via sms. Namun akhirnya dengan izin Allah, ia kembali dipanggil untuk mengikuti Grand Final dari dua jatah wildcard yang dimiliki oleh Dewan Hakim. Ini menunjukkan bahwa penampilan Fadhli di Pentas Aksi mendapat penilaian yang baik dari Dewan Hakim. 

Sebelumnya, Fadhli ternyata juga pernah menimba ilmu di Dayah MUDI Mesra setelah tamat dari Pendidikan Aliyah di Ponpes Misbahul Ulum Lhokseumawe. Dalam setiap penampilannya di Indosiar, ia juga tidak lupa menyapa keluarga besar MUDI Mesra. Saat di MUDI, Fadhli sempat mempelajari gramatikal Arabiyah yang diasuh oleh Tgk Waliyunis selama setahun sebelum akhirnya melanjutkan perkuliahan di Universitas Al-Muslim. Di MUDI, Fadhli menetap di Mabna Lughah dan tercatat sebagai anggota Ribathul Madinah. Bakat pidatonya memang sudah terlihat dalam acara Muhadharah seperti diungkapkan oleh Tgk Khairul Asfar, Pembina Kabilah Ribathul Madinah Lhokseumawe.

Dipanggilnya kembali Fadhli ke Pentas Aksi Indosiar sudah seharusnya mendapat dukungan dari seluruh masyarakat Aceh. Dalam Grand Final akan ada sepuluh peserta yang dua diantaranya melalui tiket wildcard atau hak veto dari Dewan Hakim. Dukungan masyarakat Aceh sangat menentukan langkah Fadhli dalam pesantren Aksi. Semoga saja bakat dan kemampuan yang dimiliki oleh putra Aceh ini tidak terabaikan hanya karena kurangnya dukungan via sms yang masuk. (IqbalJalil)