SAMALANGA - Para mahasantri kelas tauthiah, takhashush dan dewan guru Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga mengikuti peuphon kitab Syarh al-Hikam Ibnu ‘Athaillah al-Sakandary karya Imam Muhammad bin Ibrahim al-Rundi dan kitab al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur`an karya Imam ‘Abdurrahman bin Abubakar al-Suyuthi bersama Abi H. Zahrul Fuadi Mubarrak Hasanoel Bashry yang bertempat di Balee Beuton pada Selasa malam (03/03/2015).

Pengajian yang diikuti oleh seratusan guru ini merupakan lanjutan dari pengajian rutin setiap malam yang diasuh oleh Mudir Ma’had ‘Aly MUDI tersebut setelah menamatkan pengajian kitab Syarh al-Manzhumah al-Baiquniyyah fi Mushthalah al-Hadits karya Imam Muhammad al-Zarqani. 


Abi Zahrul dalam pengajian ini mengisahkan tentang sosok para penyusun kitab tersebut sebelum memulai pembacaan kitabnya. Imam Muhammad bin Ibrahim al-Rundi adalah salah seorang ‘ulama yang berasal dari Andalusia, Cordova yang dilahirkan sekitar tahun 733 H. Al-Rundi merupakan nama salah satu daerah yang saat ini bernama Ronda, Malaga, Spanyol.

Sosok yang sekaligus menjabat sebagai Wadir I Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga ini menceritakan tentang biografi dan beberapa karamah yang dimiliki oleh penyusun al-Hikam, yaitu Imam Ahmad bin Muhammad bin ‘Abdul-Karim bin ‘Athaillah al-Sakandary. al-Sakandary sendiri adalah nama lain dari Iskandaria (Alexandria) yang merupakan salah satu kota besar di Mesir.

Pada awal mulanya, Imam Ibnu ‘Athaillah al-Sakandary adalah salah seorang faqih (‘ulama fiqh) yang anti tashawuf sampai pada akhirnya ketika beliau telah berjumpa dengan salah seorang murid Imam al-Syadzili, Imam Ibnu ‘Athaillah menjadi salah seorang ‘ulama sufi paling berpengaruh sampai saat  ini.

Foto bersama setelah selesai peuphon kitab.
Selanjutnya, ketika pengajian kitab al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur`an, Abi Zahrul juga menghikayahkan profil pengarangnya, yaitu Imam ‘Abdurrahman bin Abubakar al-Suyuthi yang lahir di perpustakaan kitab milik ayahandanya yang juga salah seorang ‘ulama besar di zamannya. Hal ini menjadikan Imam al-Suyuthi mendapat panggilan Ibnu Kutub oleh ayahnya sendiri. 

Imam al-Suyuthi merupakan seorang ‘ulama yang menyusun ratusan kitab dalam berbagai cabang disiplin ilmu sehingga dijuluki sebagai Sang Pewaris ‘Ilmu Rasul. Salah satu hal unik dari Imam al-Suyuthi adalah beliau pernah berguru kepada 42 orang ‘ulama wanita selain dari ratusan ‘ulama pria lainnya. Beliau mulai menyusun kitab pada saat masih berstatus sebagai santri, tepatnya di usia 17 tahun dan mengarang kitab al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur`an pada usia 29 tahun.

Pengajian perdana pasca ujian cawu I ini akhirnya ditutup dengan do’a yang dipimpin oleh Abi Zahrul sendiri. Untuk selanjutnya, pengajian kitab Syarh al-Hikam akan berlangsung setiap Jum’at malam dan kitab al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur`an setiap Senin malam, Selasa malam dan Rabu malam. (khairul)