BANDA ACEH, 24 Desember 2024 — Lembaga Bahtsul Masail (LBM) MUDI Mesjid Raya Samalanga bekerja sama dengan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh menggelar Muzakarah bertema “Kebijakan Ruang Aceh Berkeadilan Ekologis” di Hotel Grand Permata Hati, Blang Oi, Banda Aceh. Acara ini berlangsung dari pukul 08.30 hingga 17.00 WIB dan menjadi langkah strategis dalam mendukung Rencana Revisi Qanun Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Aceh.

Muzakarah bertujuan untuk mengintegrasikan perspektif keislaman dan prinsip keadilan ekologis dalam kebijakan tata ruang di Aceh. WALHI Aceh, sebagai organisasi lingkungan hidup terkemuka di Indonesia yang fokus pada advokasi dan perlindungan hak lingkungan, menjadi mitra strategis dalam kegiatan ini.

Pemateri dan Tim Kajian

Acara ini menghadirkan pemateri utama dari LBM MUDI, yakni Penasehat LBM Dr. H. Helmi Imran, MA, yang juga menjabat sebagai Ketua LBM Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh. Diskusi diperkuat oleh Tim Kajian LBM MUDI, terdiri dari:

  • Ketua: Tgk. Mustafa Kamal Hasan
  • Wakil: Tgk. Zulfan Fahmi M. Nasir
  • Anggota: Seluruh anggota LBM MUDI

Musahhih

Validator ulama terkemuka Aceh turut hadir untuk memastikan validitas diskusi, yaitu:

  1. Abu H. Faisal Ali (Ketua MPU Aceh dan Ketua PWNU Aceh)
  2. Abiya Dr. H. Anwar Usman, MM (Rais Am Dayah Darul Munawarah Kuta Krueng)
  3. Ayahanda Prof. Dr. Muntasir A. Kadir, MA (Pimpinan Dayah Jamiah Al-Aziziyah dan Pembina UNISAI Samalanga)

Moderator

Diskusi dipandu oleh Abiya Dr. Muslem Hamdani, MA, yang memastikan jalannya muzakarah berlangsung sistematis dan produktif.

Hasil Muzakarah 

Muzakarah ini menekankan pentingnya pengesahan segera Rancangan Qanun RTRW Aceh pada tahun 2025, dengan landasan prinsip Islam seperti tauhid, khalifah, keadilan, maslahah, dan keseimbangan. Para peserta juga mendesak adanya transparansi data pengelolaan sumber daya alam dan pengakuan terhadap kawasan perlindungan seperti Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), hutan adat, serta wilayah kelola masyarakat.

Partisipasi luas dari berbagai pihak, termasuk ulama, masyarakat adat, dan kelompok perempuan, menjadi perhatian utama dalam pembahasan qanun. Selain itu, rekomendasi dari Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh dianggap sebagai langkah krusial sebelum qanun disahkan. Semua poin ini diharapkan mampu menciptakan kebijakan ruang yang adil, berkelanjutan, dan sesuai dengan nilai-nilai syariat.



Banda Aceh, 24 Desember 2024 – Lembaga Bahtsul Masail (LBM) MUDI Mesjid Raya, Sekolah Tinggi Ilmu Syari'ah (STIS) Al-Aziziyah Sabang, dan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Aceh secara resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat selama lima tahun ke depan.


Penandatanganan ini berlangsung di Hotel Grand Permata Hati, Banda Aceh, pada Selasa, 24 Desember 2024. LBM MUDI diwakili oleh Ketua LBM, Tgk. Mustafa Kamal Hasan, sementara STIS Al-Aziziyah Sabang diwakili langsung oleh Ketua STIS, Abiya Dr. Muslem Hamdani, MA. Dari pihak WALHI Aceh, kerja sama ini disambut antusias sebagai langkah strategis untuk memperkuat sinergi antara lembaga pendidikan dan organisasi yang berfokus pada pelestarian lingkungan.


Kerja sama ini mencakup berbagai program kolaboratif, seperti pengembangan kurikulum berbasis lingkungan hidup, penelitian tentang keberlanjutan sumber daya alam di Aceh, serta pengabdian masyarakat melalui edukasi dan advokasi terkait isu-isu lingkungan.


Dalam sambutannya, Tgk. Mustafa Kamal Hasan menyampaikan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari visi LBM MUDI untuk menghadirkan solusi keilmuan yang relevan dengan isu-isu kontemporer, termasuk persoalan lingkungan. "Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat Aceh, baik dari segi pendidikan maupun aksi nyata di lapangan," ujar beliau.


Abiya Dr. Muslem Hamdani, MA menambahkan bahwa STIS Al-Aziziyah Sabang melihat kerja sama ini sebagai peluang untuk memperluas cakupan pengabdian lembaga dalam mendukung pembangunan berkelanjutan. "Keterlibatan akademisi dalam isu lingkungan adalah langkah penting untuk memastikan generasi muda memahami dan terlibat dalam menjaga alam," tuturnya.


Sementara itu, perwakilan WALHI Aceh mengungkapkan harapannya agar kerja sama ini tidak hanya menghasilkan kajian ilmiah, tetapi juga memberikan dampak langsung bagi masyarakat di daerah-daerah yang rentan terhadap kerusakan lingkungan.


Kerja sama ini diharapkan menjadi model sinergi antara lembaga pendidikan dan organisasi lingkungan di Aceh, serta menjadi inspirasi bagi kolaborasi serupa di daerah lain.

 

Syekh

Samalanga,– Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga kembali menjadi tuan rumah bagi dua ulama besar dari Damaskus, Suriah, yaitu Syaikh Anas As-Syarfawi, seorang ahli ilmu kalam, dan Syaikh Mar’i Hasan Ar-Rasyid, pakar dalam bidang takhrij hadis. Kunjungan ini menjadi momen berharga bagi para santri yang haus akan ilmu pengetahuan.


Pada 19 Desember 2024, dua ulama internasional itu tiba di dayah MUDI untuk mengisi beberapa agenda. Agenda hari pertama dimulai dengan seminar khusus yang diadakan secara terpisah untuk maha santri putra dan putri. Syekh Anas As-Syarfawi memberikan daurah "Qawaid Tahqiq al-Mahthuthat" kepada maha santri putra di Aula Ma’had Aly Putra. Seminar berlangsung selama tiga sesi, dari pagi hingga sore. Pada seminar ini, beliau membahas metode dan langkah-langkah dalam menahkik, meneliti, dan menyunting manuskrip klasik agar dapat dijadikan referensi yang terpercaya. Rekam jejak Syekh Anas sendiri dalam ranah ini sudah sangat jauh. Beliau salah satu filolog terkemuka yang tahkikan-nya telah banyak diterbitkan oleh penerbit-penerbit terkemuka di dunia.

 

Sementara itu, di Aula Ma’had Aly Putri, Syaikh Mar’i Hasan Ar-Rasyid menyampaikan daurah "Qawaid Takhrij al-Hadis". Dalam paparannya, beliau menjelaskan aturan-aturan, metode, serta teknik dengan pendekatan ilmiah untuk menelusuri asal-usul hadis serta menilai tingkat keasliannya berdasarkan disiplin ilmu hadis.

 

Pada malam harinya, setelah pelaksanaan shalat Isya, keduanya mengisi kuliah umum untuk seluruh santri dan dewan guru. Tema yang dibahas adalah "Identitas Ahlu Sunnah Wal Jamaah". Pada acara ini turut ditemani Abi MUDI yang juga menyampaikan kata sambutan acara. Seminar ini menjadi ajang berbagi ilmu, motivasi, dan hikmah yang memperkuat semangat belajar para santri.

 

Pada hari kedua kunjungan (Jumat, 12, 24) dilanjutkan dengan seminar lanjutan. Kali ini, Syaikh Mar’i memberikan daurah "Qawaid Takhrij Hadis" kepada maha santri putra, sementara Syekh Anas mengisi daurah "Qawaid Tahqiq Mahthuthat" untuk maha santri putri. Kedua sesi ini berlangsung dengan antusiasme tinggi dari para peserta yang aktif berdiskusi dan menggali ilmu langsung dari para ahli di bidangnya.

 

Kunjungan kedua ulama dari Damaskus ini menambah kekayaan intelektual di lingkungan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga. Diharapkan, ilmu yang dibagikan oleh kedua syekh dapat menjadi bekal berharga bagi para santri dan maha santri dalam perjalanan mereka menjadi ulama masa depan.

Haul Ke-37 Abu Abon Abdul Aziz: Merajut Hikmah dari Jejak Ulama Besar Aceh


Samalanga, Aceh, 11 Desember 2024 – Ribuan santri, ulama, dan masyarakat dari berbagai daerah memadati kompleks Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga untuk menghadiri Haul Abu Abon Abdul Aziz yang ke-37. Acara tahunan ini bukan sekadar peringatan, tetapi juga momen refleksi atas perjuangan seorang ulama besar yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam dunia pendidikan Islam di Aceh dan sekitarnya. Tahun ini, haul mengangkat tema inspiratif: "Melestarikan Tradisi Beut Seumeubeut Demi Mencapai Masa Depan Gemilang".  


Kegiatan puncak dimulai pada Rabu pagi, pukul 09.00 WIB, dengan pembacaan samadiah dan doa bersama di Masjid Po Teumeuruhom, kompleks Dayah MUDI Samalanga. Doa dipimpin langsung oleh Abu Kuta Krueng, menciptakan suasana khidmat yang menyentuh hati para hadirin. Setelah itu, ribuan jamaah berkumpul untuk menikmati kenduri bersama, simbol kebersamaan dan persaudaraan dalam Islam.


Sebelumnya, pada Rabu malam digelar  acara sesi podcast edisi spesial Haul Abon yang ke-37 ini yang dirancang khusus untuk menghidupkan semangat santri, dewan guru, alumni, serta tamu undangan. Empat alumni senior MUDI Samalanga, yang sempat belajar langsung dan bertatap muka dengan Abon Aziz, diundang sebagai narasumber untuk membagikan pengalaman dan hikmah, menjadikan malam tersebut penuh inspirasi.  


Sesi podcast spesial haul ini akan diisi oleh para ulama terkemuka, yaitu Abu MUDI (Syekh H. Hasanoel Basri HG), Ayah Min Cot Trueng (Tgk. H. Muhammad Amin Daud, Pimpinan Dayah Raudhatul Ma'arif Cot Trueng), Ayah Keutapang Nisam, dan Waled Nuruzzahri (Waled NU, Pimpinan Dayah Ummul Ayman Samalanga). Kehadiran mereka menambah kesyahduan acara dengan tausiah yang mengupas keteladanan Abon Abdul Aziz dan pentingnya menjaga tradisi keilmuan. Yang menjadi host acara adalah Tu Bulqaini (Tgk. H. Bulqaini, pimpinan Dayah Markaz Ishlah Al-Aziziyah Banda Aceh), dan Ayah Mun (Tgk. Muntasir A. Kadir, pimpinan Dayah Jami'ah Al-Aziziyah Batee Iliek). 


Abon Abdul Aziz adalah sosok ulama yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk mendidik ribuan santri. Banyak di antaranya kini menjadi ulama dan tokoh masyarakat di berbagai daerah. Beliau juga dikenal karena perannya yang signifikan dalam pengembangan kurikulum pesantren, terutama dalam memperkuat kajian kitab kuning. Wibawa dan keikhlasannya membuat beliau dihormati tidak hanya di Aceh tetapi juga oleh tokoh-tokoh besar dari luar daerah.  


Haul ini menjadi momen penting untuk mengingatkan bahwa peran ulama sangatlah esensial dalam membentuk masyarakat yang beriman, berilmu, dan berakhlak. Kehadiran ribuan jamaah adalah bukti cinta dan penghormatan kepada sosok Abon Abdul Aziz yang meninggalkan warisan keilmuan dan spiritual yang tak ternilai.  


Dengan semangat dari haul ini, generasi penerus diharapkan mampu melanjutkan perjuangan beliau dalam menjaga tradisi Islam dan menciptakan masa depan yang gemilang.


Said Muhammad Akbar

  

Kemeriahan Menyambut Haul Abon Abdul Aziz ke-37 di Dayah MUDI Mesjid Raya SamalangaqKemeriahan Menyambut Haul Abon Abdul Aziz ke-37 di Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga

Samalanga, 10 Desember 2024 – Suasana di Dayah MUDI Mesra Samalanga tampak lebih ramai dari biasanya. Sehari menjelang pelaksanaan Haul Abon Abdul Aziz ke-37, persiapan terus dilakukan dengan penuh semangat oleh santri dan dewan guru. Udara Samalanga yang sejuk pagi ini seolah menambah kekhidmatan menjelang acara besar yang akan digelar besok.

 

Di halaman utama dayah, para santri terlihat sibuk mendirikan tenda dan menata kursi untuk para tamu. Beberapa dari mereka bekerja mengangkat peralatan, sementara yang lainnya menyapu halaman agar tetap bersih. Mereka juga tampak mengatur meja-meja konsumsi yang akan digunakan untuk melayani ribuan jamaah yang diperkirakan hadir.

 

Kegiatan ini merupakan tradisi rutin menjelang haul, sebagai bentuk penghormatan kepada sosok Abon Abdul Aziz yang dikenang karena keilmuan dan keteladanannya. Beberapa alumni juga tampak mulai berdatangan, turut serta dalam mempersiapkan acara.

 

Sementara itu, di dapur umum, suasana tak kalah sibuk. Semua santri dan dewan guru bergotong royong menyiapkan ratusan kilogram beras dan lauk pauk yang akan dimasak untuk jamaah. Aroma khas masakan mulai tercium, menambah kesan istimewa pada acara ini.

 

Selain persiapan teknis, panitia juga memeriksa kedatangan tamu-tamu penting. Beberapa ulama besar dari berbagai daerah di dikabarkan akan menghadiri acara ini.

 

Menjelang malam, lampu-lampu hias yang dipasang di sekitar area dayah mulai dinyalakan, menciptakan suasana yang indah dan semarak. Pihak keamanan dayah juga tampak berjaga di beberapa titik untuk memastikan kelancaran acara.

 

Semua ini mencerminkan antusiasme besar masyarakat terhadap Haul Abon Abdul Aziz ke-37, yang tidak hanya menjadi acara keagamaan, tetapi juga momentum mempererat ukhuwah Islamiyah. Mulai nanti malam hingga besok, ribuan jamaah diperkirakan akan memadati area dayah untuk mengikuti setiap agenda pada acara haul guru mulia Allah yarham Abon Abdul Aziz, gurunya para ulama.

 

Reporter: Said Muhammad Akbar

Menteri Ekonomi Kreatif, T. Riefky Harsya Launching Program KREASI di Dayah MUDI


Menteri Ekonomi Kreatif sekaligus Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Menekraf/Kabekraf), Teuku Riefky Harsya, meresmikan program Kreatif Santri Indonesia (Kreasi) di Dayah Mudi Mesra, Samalanga, Kabupaten Bireuen, Aceh. Dalam kunjungannya pada Sabtu (16/11/2024), Riefky menyampaikan harapannya agar pondok pesantren dapat berperan sebagai pusat pelatihan kreator digital berbasis keagamaan.


Setibanya di kompleks pesantren yang dipimpin oleh Abu Syekh H. Hasanoel Bashry atau akrab dikenal Abu Mudi, Riefky meninjau berbagai produk kreatif yang dihasilkan oleh para santri. Selain itu, ia turut menyaksikan lima video yang merupakan hasil pelatihan konten digital dan voice over yang diikuti santri. Video-video tersebut membahas beragam tema, seperti kopi Gayo, judi online, hingga toleransi antar umat beragama.


Program Kreasi, yang mengusung tagline "Santri Kreatif, Indonesia Maju", secara resmi diluncurkan melalui simbolis penabuhan rapai. Program ini bertujuan untuk memberdayakan potensi santri agar mampu bersaing di sektor industri kreatif dan digital, serta menghasilkan karya yang bermuatan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.


"Program ini dirancang untuk menggali potensi para santri yang berkarakter dan berintegritas. Kami ingin santri tidak hanya menjadi penyebar dakwah, tetapi juga menciptakan karya kreatif yang membawa dampak positif bagi masyarakat," ujar Riefky.  


Salah satu bentuk pelatihan yang diberikan dalam program ini adalah pelatihan voice over, yang bekerja sama dengan Voice Institute Indonesia. Pelatihan ini bertujuan untuk mengasah kemampuan santri dalam komunikasi, kreativitas suara, serta memperkenalkan peluang karier di bidang tersebut. Riefky percaya bahwa melalui kemampuan voice over, para santri dapat menyampaikan pesan moral yang relevan dengan cara yang menarik dan modern.


Dalam sambutannya, Riefky menyatakan bahwa inisiatif ini diharapkan dapat menjadikan pesantren seperti Dayah Mudi sebagai pionir dalam pelatihan kreator digital berbasis nilai-nilai keagamaan. Program ini juga selaras dengan misi pemerintah di bawah kepemimpinan Prabowo-Gibran, yakni meningkatkan kualitas lapangan kerja, mendukung kewirausahaan, dan memperkuat industri kreatif di Indonesia.


“Santri memiliki potensi luar biasa yang, jika difasilitasi dengan baik, dapat melahirkan karya unggul dan inovatif. Kami yakin program ini akan membantu santri menyebarkan pesan-pesan positif kepada masyarakat secara menarik dan efektif," tuturnya.


Riefky menutup dengan optimisme bahwa kontribusi santri dalam sektor ekonomi kreatif dapat menjadi salah satu pilar kebangkitan ekonomi daerah dan nasional. Dayah Mudi Mesjid Raya menjadi awal langkah bagi santri Indonesia untuk turut bersaing di kancah industri kreatif global. (Sayed Akbar)

Tiga Santri MUDI Raih Juara di Lomba HSN 2024 RMINU


Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional (HSN) 2024, Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) mengadakan serangkaian perlombaan untuk meningkatkan kreativitas santri di seluruh Indonesia. Lomba ini diikuti oleh banyak pesantren, termasuk Ma’had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga, yang mengirimkan tiga santrinya sebagai perwakilan.


Perlombaan mencakup beberapa cabang yang menguji keterampilan para santri, seperti Musabaqah Qawaidul Fiqhiyyah, Syair Nadham Bahasa Arab, Film Pendek, dan Mengajar Kitab Kuning. Tujuan dari lomba-lomba ini adalah untuk menguji kemampuan intelektual, kreativitas, dan keahlian santri dalam mempelajari serta menyebarkan ilmu agama.


Dari Dayah MUDI, tiga santri yang berpartisipasi adalah Ibnu Mulkan dan Said Khudri pada cabang Mengajar Kitab Kuning, serta Faizan Azizan pada cabang Musabaqah Qawaidul Fiqhiyyah. Dalam persaingan yang ketat, Ibnu Mulkan berhasil menjadi juara pertama di cabang Mengajar Kitab Kuning berkat penguasaan materi dan metode presentasi yang baik. Juara kedua diraih oleh Said Khudri. Sementara itu, Faizan Azizan juga meraih juara kedua pada cabang Musabaqah Qawaidul Fiqhiyyah.


Kompetisi ini mencapai puncaknya pada grand final yang diadakan di kantor PBNU Jakarta pada Kamis, 24 Oktober 2024. Prestasi para santri ini menunjukkan bahwa dukungan beasiswa dari BAZNAS turut berperan dalam mendorong potensi santri mencapai prestasi tertinggi.


Peringatan Hari Santri Nasional 2024 ini sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya peran santri dalam menjaga dan mengembangkan tradisi keilmuan Islam. Keberhasilan Ibnu Mulkan diharapkan dapat memotivasi santri lainnya, terutama penerima beasiswa, untuk terus berprestasi, baik di bidang ilmu keagamaan maupun bidang lainnya.

Mabna Lughah Contest: Ajang Asah Kemampuan Bahasa Arab dan Inggris


Samalanga, – Mabna Lughah Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga kembali menyelenggarakan Mabna Lughah Contest yang ketiga. Ajang ini digelar untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Arab dan Inggris para santri yang tinggal di Mabna Lughah, atau dikenal sebagai asrama bahasa. Kompetisi tersebut berlangsung selama empat pekan, tepatnya setiap Jumat pagi, dari tanggal 13 September hingga 18 Oktober 2024, di Gedung Universitas Islam Al-Aziziyyah Indonesia (UNISAI).


Acara ini diikuti oleh 185 peserta, yang semuanya adalah santri dari Mabna Lughah Dayah MUDI Mesjid Raya. Mereka berkompetisi dalam berbagai cabang lomba yang bertujuan mengasah keterampilan berbahasa asing, yang menjadi salah satu fokus utama asrama tersebut.


Ada sembilan cabang lomba yang dipertandingkan, semuanya berhubungan erat dengan kemampuan berbahasa Arab dan Inggris, sesuai dengan visi Mabna Lughah yang mengharuskan setiap santri mampu menguasai kedua bahasa tersebut. Berikut adalah rincian cabang lomba yang diperlombakan:


1. Lomba Drama Bahasa Arab

2. Lomba Drama Bahasa Inggris

3. Lomba Baca Kitab Berbahasa Arab

4. Lomba Baca Kitab Berbahasa Inggris

5. Lomba Mutarjim (Penerjemahan) Bahasa Arab

6. Lomba Mutarjim (Penerjemahan) Bahasa Inggris

7. Sayembara Hafalan Mufradat (Kosa Kata Arab)

8. Sayembara Menguasai Muhadasah Yaumiah (Percakapan Harian Bahasa Arab)

9. Sayembara Hafalan Vocabularies (Kosa Kata Bahasa Inggris)


Kompetisi ini dimulai pada 13 September dan berakhir hari ini, 18 Oktober 2024, dengan upacara penutupan serta pembagian hadiah bagi para pemenang. Seluruh rangkaian acara berlangsung di Gedung UNISAI, setiap Jumat pagi selama empat pekan.


Tujuan dari *Mabna Lughah Contest* adalah untuk memberikan ruang bagi para santri dalam mengembangkan kemampuan bahasa Arab dan Inggris yang menjadi bagian penting dari pendidikan mereka di Mabna Lughah. Selain sebagai ajang kompetisi, kegiatan ini juga berfungsi sebagai alat evaluasi sejauh mana kemampuan bahasa asing mereka telah berkembang.


Acara ini diorganisir oleh Bagian Bahasa Dayah MUDI Mesjid Raya, yang secara langsung membimbing para peserta dalam persiapan hingga pelaksanaan setiap lomba. Setiap lomba memiliki aturan yang ketat, dengan penilaian yang melibatkan juri berpengalaman dalam bidang bahasa Arab dan Inggris.


Dengan pelaksanaan yang sukses, Mabna Lughah Contest telah menjadi sarana yang efektif bagi para santri untuk meningkatkan kemampuan bahasa mereka, sekaligus membangun kepercayaan diri dalam berkomunikasi dengan bahasa asing. 



Ujian Cawu II Dimulai Pertengahan Oktober, Ini Daftar Guru Ujian Tahun Ajaran 1446 H


Bagian Pendidikan Dayah MUDI Mesjid Raya telah menetapkan susunan guru ujian caturwulan II tahun ajaran 1446 H/2024 M. Ujian akan dilaksanakan secara serentak pada malam Kamis, 16 Oktober 2024 sampai dengan Minggu sore, 03 November 2024. Seperti biasanya, ujian akan berlangsung selama 15 hari dengan tiga guru penguji untuk setiap kelasnya. Setiap dari tiga guru tersebut memiliki tanggung jawab untuk menguji selama lima hari berturut-turut.

 

Di samping itu, setiap guru yang ditugaskan untuk mengadakan ujian akan mengikuti brifing dan nasehat dari bagian pendidikan Dayah tentang sistem pelaksanaan ujian dan hal-hal yang berkaitan lainnya.  Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh setiap dewan guru yang akan menjalankan tugas di Balee Beuton pada malam pertama ujian seperti biasa. 

 

Berikut ini kami lampirkan tautan susunan guru ujian caturwulan II tahun ajaran 1446 H/2024 M.

Susunan Guru Ujian Lengkap Cawu II T.A. 1446 H/ 2024 M


Demikianlah susunan guru ujian yang telah ditetapkan oleh bagian pendidikan Dayah MUDI Mesjid Raya. Harapannya kepada seluruh guru yang telah diberi tanggung jawab mampu menjalankan amanah ini dengan maksimal dan semestinya. (Tadha)

 


 


 

Samalanga - Dayah MUDI Mesjid Raya menggelar acara meriah untuk menyambut hari kelahiran Rasulullah saw pada 26 September 2024. Acara yang bertajuk, “MUDI Cinta Nabi: Suri Teladan Sumber Pedoman” ini dilangsungkan di komplek Mesjid Poeteumereuhom Dayah MUDI. Tema ini dimaksudkan untuk mengajak santri dan seluruh pendengar menjadikan kehidupan Rasulullah sebagai panduan dalam segala aspek kehidupan.

 

Acara ini ikut dimeriahkan juga oleh pementasan seni teater yang menggambarkan sejarah dan keajaiban menjelang kelahiran Rasulullah. Kisah yang disajikan melalui seni semi-visual itu, meski singkat, berhasil menghidupkan makna dan keilmuan di balik peristiwa tersebut, sehingga resonansi cerita terasa mendalam.

 

Tgk H. Sulaiman Hasan, yang akrab dipanggil Walidi Pante Raja, diundang sebagai penceramah utama. Beliau termasuk alumni senior dayah MUDI, yang kini menetap dan mengasuh salah satu dayah di Pante Raja. Pada pengantar tausiahnya, beliau menyampaikan rasa hormatnya terhadap dayah yang membesarkan dirinya. “Ada dua perbuatan yang mesti dikerjakan. Satu: Karena perintah. Dua: Karena cinta,” ujarnya. Beliau juga menambahkan, bahwa sejatinya hadir di sini bukan sebagai tamu, melainkan pulang ke rumah sendiri.

 

Dalam sambutannya, Abina Abdul Muhaimin, mengucap terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam menyukseskan acara ini. Terutama, kepada Walidi Pante Raja selaku pentausiah. Secara pribadi, Abina mengungkapkan bahwa beliau juga memiliki hubungan intelektual dengan Walidi, yakni sewaktu masih belia, Abina termasuk salah satu murid Walidi saat belajar di TPA Muhazzabul Akhlaq Mideun Jok.

 

Menurut pantauan mudimesra.com, meskipun sempat turun hujan sebelum acara, segenap agenda yang telah direncanakan dapat berjalan lancar. Acara demi acara diikuti dengan khidmat oleh seluruh santri dan dewan guru dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga.

 

Dalam tausiahnya, Walidi menyampaikan banyak hal tentang Rasulullah saw. Sering kali beliau juga mengujar bahwa jalan hidup nabi adalah jalan hidup teladan dan pedoman kepada seluruh santri di masa belajar. Banyak nasehat yang disampaikan hingga acara selesai. (Zulkarnen)

 

Mudimesra.com | Abu MUDI bertindak sebagai imam menyalati murid kesayangannya Ayahanda Tu Sop atau Ayah Sop Jeunieb yang memiliki nama lengkap Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab di Mesjid Raya Poeteumeureuhom Samalanga dalam komplek Dayah MUDI pada malam Minggu (08/09/24). Dalam kondisi kesehatan yang menurun, Abu menyempatkan diri untuk menjadi imam dan memimpin doa terakhirnya yang khidmat dan penuh isak tangis untuk salah satu murid kesayangannya.

 

Sebelumnya, lautan manusia sudah menunggu kedatangan jenazah almarhum Ayah Sop yang bertolak langsung dari Dayah Al-Munawwarah Kuta Krueng. Baik dari kalangan santri, alumni, dewan guru, dan masyarakat sekitar Dayah MUDI yang sudah memadati Mesjid Raya Poeteumeureuhom dan sepanjang jalan menuju Dayah MUDI.

 

Sosok jenazah ulama karismatik Aceh tersebut meninggal di RS Brawijaya, Tebet, Jakarta Selatan pada Sabtu (07/09/24) pagi. Dari Jakarta, almarhum dipulangkan menggunakan maskapai Garuda Indonesia sekira pukul 17.00 WIB dan mendarat di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang, Aceh Besar.


Kemudian almarhum dibawa ke Mesjid Raya Baiturrahman dan dishalatkan oleh warga di sana yang nampak sudah memadati seluruh sisi Mesjid Raya. Kepulangan jenazah almarhum juga ditunggu oleh sejumlah pejabat, tokoh-tokoh Aceh, ulama, hingga Pj Gubernur juga ikut melaksanakan salat jenazah bersama para jemaah lainnya.

 

Setelah prosesi salat jenazah di Mesid Raya Baiturrahman, jenazah Tu Sop langsung dibawa pulang ke Jeunieb yang juga akan dishalatkan di Dayah Al-Munawwarah Kuta Krueng dan Dayah MUDI Mesjid Raya. Setelah itu langsung menuju ke kediamannya di Dayah Babussalam al-Aziziyah Jeunieb.

 


Diketahui, Ayah Sop merupakan salah satu ulama karismatik Aceh yang aktif berdakwah dan memiliki pengaruh besar dalam mendidik umat. Dalam Pilkada Aceh 2024 kali ini, Tu Sop bahkan ikut mendampingi Bustami Hamzah sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur Aceh.

 

Kepulangan beliau ke hadirat ilahi rabbi meninggalkan tangis luka yang amat mendalam bagi umat yang haus bimbingannya dan terkhususnya bagi sosok ayah rohani (Abu MUDI) yang merasakan kehilangan salah satu murid tercintanya. Semoga almarhum Allah pertempatkan pada sebaik-baik tempat di sisi-Nya. Amin. 

Abu Letak Batu Pertama pada Pembangunan Dayah MUDI 3


Pada Senin, 19 Agustus 2024, Abu MUDI meletakkan batu pertama sebagai awal pembangunan dayah MUDI 3 di Desa Teurebeh, Jantho, Aceh Besar. Abu juga menepungtawari para pengurus dan panitia pembangunan yang bersangkutan. Dayah yang telah dimulai pembangunan ini adalah salah satu dayah yang juga bernaung langsung bawah Yayasan Al-Aziziah, yang artinya secara kepengurusan diatur langsung oleh dayah MUDI induk di Samalanga.


Kepengurusan dayah ini akan berada di bawah pimpinan Tgk. Maulidin Abdurrahman dari Banda Aceh berdasarkan surat keterangan dari yayasan Al-Aziziah langsung. Hingga saat ini, luas lahan yang telah ada untuk kawasan operasional dan pembangunan dayah adalah 20 Hektare.


"Alhamdulillah, hingga saat ini lahan yang sudah ada kurang-lebih 20 Hektare. Nantinya di sini akan dibangun asrama dan kebutuhan dayah, serta akan dijadikan sebagai lahan pengembangan ekonomi dayah. Juga kita harapkan luas lahan ini dapat terus bertambah ke depannya," Tgk. Maulidin menerangkan kepada Mudimesra.com.


Ia juga menyatakan bahwa dayah yang berlokasi di ibu kota kabupaten Aceh Besar ini ditargetkan menerapkan sistem kolaborasi pendidikan dayah salafi dan pendidikan formal. Di samping itu, akan ada juga upaya pengembangan ekonomi dayah serta entrepreneur melalui aset dayah yang berupa lahan yang luas itu.


Tgk. Mauldin, yang juga lulusan Dayah MUDI, mengharapkan dukungan dan doa dari seluruh pihak supaya pembangunan dayah MUDI 3 ini berjalan lancar dan pengelolaannya maksimal. (Tadha)

 



Medan – Rektor Universitas Islam Al-Aziziyah Indonesia (UNISAI) promosi doktor di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan. Sidang promosi terbuka dilaksanakan pada Rabu, 7 Agustus 2024 di Aula FDK UINSU Jl. William Iskandar Ps. V, Medan Estate. Rektor muda yang tak lain adalah putra Abu MUDI berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Model Komunikasi Gurèe dalam Membangun Budaya Takzim bagi Santri Dayah di Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh” dan mendapatkan yudisium Sangat Memuaskan Dengan itu, Dr. Tgk. Muhammad Abrar Azizi, M. Sos resmi menjadi doktor di Fakultas Dakwah dan Komunikasi ke 108 UINSU Medan.



Dalam penelitiannya itu, Tgk. Azizi yang juga merupakan Rais Syuriah LPDM dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga di antaranya menyimpulkan bahwa pesan gurèe kepada santri yang belajar di dayah berupa pesan-pesan untuk belajar dan mengajar “beut dan seumeubeut” dalam mencari pengetahuan dalam bidang ilmu-ilmu keislaman di antaranya tauhid, fikih, dan ilmu tasawuf terdapat juga pesan moral dan etika, sosial kemasyarakatan, bahkan pesan ekonomi dan politik yang berhubungan dengan kekuasaan dan partai politik. Pesan gurèe mempromosikan budaya kebaikan, toleransi, dan saling menghormati, yang akan membentuk pondasi masyarakat yang harmonis dan bermoral.


Gurèe dalam membangun budaya takzim bagi santri melibatkan pendekatan yang bersifat menghormati, memotivasi, dan membangun yang positif antara gurèe dan santri. Gurèe menjadi teladan utama dalam membangun budaya takzim. Melalui perilaku sehari-hari, menghormati, dan adab yang baik, gurèe menunjukkan kepada santri bagaimana seharusnya berinteraksi dengan orang lain dengan penuh penghormatan. Gurèe menjadi contoh yang baik melalui perilaku, sikap, dan tutur kata yang menghormati sehingga santri dapat mengamati dan menirunya.


Usai melakukan sidang, Tgk. Azizi mengucap syukur atas selesainya studi doktoral yang selama ini ditempuhnya. Juga, beliau berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dan membantu, orang tua, para  guru, promotor, penguji, dan kerabat lainnya, tak lupa kepada seluruh hadirin yang ikut serta membersamai sidang terbuka ini.



 

Pentas Muharram 1446 H Dayah MUDI Mesjid Raya Berjalan Meriah, Ini Rincian Juara Tiap Delegasi

Samalanga– Pentas Muharram 1446 H Dayah MUDI Mesjid Raya selama sepekan selesai dilaksanakan. Acara yang mengusung tema "Santri Berintegritas, Umat Berkualitas" ini berlangsung mulai 9 Juli (malam Rabu) hingga 14 Juli (malam Senin), Aba Sayed Mahyeddin TMS, selaku wadir II Dayah MUDI menutup acara yang berjalan lancar ini pada malam penutupan, kemudian diakhiri dengan tausiah oleh wadir 1 Dayah MUDI, Abi H. Zahrul Mubarrak.

 

Pada acara penutupan, berlangsung beberapa sesi acara, mulai dari pengumuman juara, pembagian hadiah, seremoni penutupan, hingga tausiah. Trofi juara umum kabupaten pada pentas Muharram kali ini langsung diserahkan oleh Mudir LPI MUDI Mesjid Raya, Samalanga, Al-Mukarram, Abu MUDI.

 

Ketua PHBI MUDI, Tgk. Akhyar Ambia, mengumumkan langsung para santri yang berhasil meraih juara di tiap cabang lomba, pun delegasi yang memperoleh juara umum. Tak luput pula, ada penyerahan cinderamata kepada stan terbaik di bazar pentas Muharram yang baru ada kali ini. Pada sesi pengumuman juara, dewan guru Mudi putra Montasik itu juga mencurahkan rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah turut andil dalam menyukseskan acara kali ini, baik unsur internal maupun internal, mulai dari tim PHBI, hingga para wadir dan guru-guru dayah Mudi secara umum. Kepada tim mudimesra.com, Tgk. Akhyar tidak dapat membendung rasa haru dan bahagianya karena acara telah berjalan dengan megah dan sesuai rencana. Ia juga tidak memungkiri jika memang ada minus di beberapa tempat, yang tentunya akan menjadi bahan evaluasi.

“Alhamdulillah, saya sangat berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah turut menyukseskan acara kali ini, baik bantuan moril maupun materiel, para tim PHBI yang telah menguras tenaga dan pikiran, serta para guru-guru tempat saya berkonsultasi segala hal. Acara ini tentu terlepas dari kekurangan yang mungkin saja terjadi, ini akan kami evaluasi tentunya,” ujarnya panjang lebar.

 

Berikut adalah para juara Pentas Muharram 1446 H:

Juara umum diraih oleh kabupaten Aceh Timur dengan perolehan 32 poin. Mereka berhasil menyabet 4 juara pertama, 3 juara kedua, dan 3 juara ketiga. Posisi kedua diduduki Kabupaten Pidie dengan perolehan 21 poin. Sedangkan di posisi ketiga ada Banda Aceh, Aceh Besar, dan Sabang dengan perolehan 21 poin. Format penghitungan poin untuk juara umum pada acara kali ini adalah 5 poin untuk juara pertama, 3 poin untuk juara kedua, dan 1 poin untuk juara ketiga. Data lebih lengkap pada info grafis berikut ini. Yang lebih terperinci silakan saksikan kembali siaran langsung malam penutupan Pentas Muharram 1446 H di MUDI TV.

Pentas Muharram 1446 H Dayah MUDI Mesjid Raya Berjalan Meriah, Ini Rincian Juara Tiap Delegasi


Acara Muharram kali ini menuai banyak apresiasi dari berbagai pihak. Hal ini tertuang dalam wawancara yang tim media PHBI MUDI yang ditampilkan dalam video rekap & dokumenter Pentas Muharram 1446 H Dayah MUDI. Dalam wawancara itu, mulai dari guru senior, kabag, dewan hakim, para peserta, hingga para santri memberikan komentar positif atas acara yang telah berlangsung. Di antaranya juga ikut menyorot bazar yang merupakan salah satu terobosan baru pada acara kali ini. Selain itu, peserta juga mengaku ikut termotivasi sekaligus deg-degan dengan pentas utama yang megah.

“Ini dapat memberi dampak positif para santri untuk meningkatkan semangat belajar demi mencapai cita-cita mulia,” terang Tgk. Bunaiya Muhammadon, selaku salah satu dewan hakim dan kabag dayah MUDI dalam potongan video dokumenter.


Pentas Muharram 1446 H ditutup dengan tausiah yang disampaikan oleh Wadir I, H. Abi Zahrul Mubarrak (Abi MUDI), pada sesi akhir malam penutupan. Dalam tausiahnya, Abi menyampaikan banyak pelajaran-pelajaran berharga yang dapat diambil seputar bulan Muharram dan yang terkait dengannya. Pula, Abi menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang turut serta dalam menyukseskan acara ini, tak terkecuali para sponsor yang ikut membantu secara finansial, terutama yayasan AMANAH sebagai sponsor utama.

"Semoga apa yang telah kita lakukan ini menjadi amal jariah dan menjadi pemantik semangat kita semua dalam mencetak prestasi yang bisa membuat bangga orang tua kita," ujar Abi MUDI. (Tadha)

 

 

Sambut Tahun Baru Islam 1446 Hijriyah, Dayah MUDI Masjid Raya Gelar Pentas Muharram

 

Samalanga, 9 Juli 2024 – Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga menyambut tahun baru Islam 1446 H dengan menggelar acara pentas Muharram yang bertajuk “Santri Berintegritas, Umat Berkualitas.” Acara ini melibatkan para santri dari berbagai kabupaten yang akan berkompetisi dalam beragam lomba. Musabaqah Muharram merupakan acara rutin yang diadakan oleh Panitia Hari Besar Islam (PHBI) Dayah Mudi Mesjid Raya Samalanga. Acara ini dimulai pada hari Selasa (malam Rabu), 9 Juli 2024 M/ 3 Muharram 1445 H hingga 13 Juli 2023 M/ 7 Muharram 1445 H, dan akan digelar di kompleks Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga.

 

Adapun macam-macam perlombaan yang akan diadakan adalah sebagai berikut:

1. Fahmil Kutub

2. Qira’atul Kitab Al-Mahalli

3. Qira’atul Kitab Ghayatul Wushul

4. Qira’atul Kitab Fathul Mu’in

5. Qira’atul Kitab Fathul Qarib

6. Hafalan Jauhar Maknun

7. Hafalan Alfiyah Ibn Malik

8. Hafalan Sullam Munawraq

9. Hafalan Jauharah Tauhid

10. Pidato Bahasa Aceh Bersajak

11. Pidato Bahasa Indonesia Ilmiah

12. Pidato Tiga Bahasa (Mutarjim)

13. Tajhiz Jenazah

14. Bahtsul Masail

15. Menulis Opini

16. Notulensi

17. Rangkum Kitab

 

Dari beragam jenis lomba tersebut, PHBI MUDI kali ini mencoba memakai sistem gugur di beberapa perlombaan. Dulu, babak final hanya ada pada perlombaan Fahmil Kutub (Cerdas Cermat). Kini, akan ada lomba lain yang juga akan ada babak penyisihan dan kemudian babak final. Babak penyisihan akan difokuskan pada siang hari untuk kemudian pada malamnya akan tampil para peserta finalis di panggung utama. Adapun lomba dengan sistem gugur adalah Fahmil Kutub, berbagai lomba baca kitab (qira’atul kutub), dan berbagai jenis pidato. Tgk Akhyar Ambia, ketua PHBI MUDI menilai bahwa sistem baru seperti ini perlu dicoba sebagai upaya inovatif yang memacu para peserta agar lebih melakukan persiapan yang lebih matang. Di samping itu, format lomba seperti ini juga mengacu pada beragam lomba berbasis pesantren di tingkat provinsi maupun nasional yang juga telah lebih dulu memakai konsep ini, seperti misalnya di MQK (Musabaqah Qira’atil Kutub) Aceh dan MQK (Musabaqah Qira’atil Kutub) Nasional.


“Pada beberapa lomba, kita akan menggunakan format baru, yaitu sistem gugur, yang mana format ini juga telah digunakan di perlombaan-perlombaan yang diadakan oleh pemerintah, baik di provinsi maupun nasional,” Tgk Akhyar menjelaskan kepada tim mudimesra.com.

 

Sambut Tahun Baru Islam 1446 Hijriyah, Dayah MUDI Masjid Raya Gelar Pentas Muharram



Selama berlangsungnya acara, PHBI Dayah MUDI juga membuka bazar yang menjual berbagai macam produk, mulai dari kuliner pakaian muslim, buku, dan lainnya. Acara akan dijadwalkan dalam 2 sesi. Pada siang dan pagi akan berlangsung lomba sistem non-gugur dan penyisihan lomba sistem gugur dan pada malam hari akan berlangsung final lomba sistem gugur dan lomba fahmil kutub.

 

Selain itu, acara ini juga disponsori oleh sejumlah pihak yang ingin mempromosikan produknya. Di antaranya dari para alumni dan para simpatisan. Sponsor produk-produk ini ditargetkan akan dipromosikan pada acara malam hari dan difokuskan di siaran langsung MUDI TV.

 

Tgk. Akhyar juga menambahkan bahwa acara ini bertujuan untuk menyambut tahun baru Islam 1446 H. Di samping itu, acara semacam ini juga sangat penting untuk meningkatkan semangat santri dalam belajar sehingga berpengaruh kepada mutu santri lulusan-lulusan pesantren ke depannya. Beliau juga mengatakan bahwa acara ini mendapat tanggapan positif dari al-Mukarram Abu sebagai mudir ma’had.

 

“Alhamdulillah, abu sangat senang dan memberi dukung penuh bagi berlangsungnya acara Pentas Muharram ini,” pungkas Ketua PHBI MUDI, yang berasal dari Montasik itu.

 

 




Mudimesra.com| Al-Aziziyah Press meluncurkan Buku Antologi Dayah 1446 H untuk edisi perdana pada malam satu Muharram 1446 H (Minggu, 07/07/24). Hadirnya buku ini mencoba untuk menjawab beragam problematika kedayahan dalam segala lini dan ikut memberikan gagasan dan aspirasi untuk didengar. Menyikapi hal tersebut tergugah kesadaran Al-Azizizyah Press untuk mencoba mewadahi seluruh penulis yang berkeinginan menyumbang saran dan karya, baik akademisi, peneliti, penulis, politisi, maupun semua kalangan profesi lainnya.

 

Adapun judul buku yaitu Dayah 1446 H Dialektika Kedayahan; Refleksi, Pengalaman, dan Gagasan. Proses penulisan buku ini dimulai sejak Muharram tahun lalu melalui mekanisme penjaringan penulis, masa penulisan hingga hari ini bisa rilis.

 

Pada edisi ini kontributor yang ikut menyumbangkan gagasan dan ide solutif tentang kedayahan berjumlah 24 penulis. Para penulis ini mencakup dari beragam lintas akademisi dan para pengajar di dayah.

 

Abina Abdul Muhaimin HB kepada mudimesra.com mengungkapkan, "Sebagai Direktur Al Aziziyah Press, saya merasa bangga dengan peluncuran buku antologi ini. Karena dengan ini, Al Aziziyah Press telah berperan dalam memperkaya literatur."

 

"Buku ini bukan hanya sekadar kumpulan tulisan, tetapi juga merupakan representasi dari pemikiran, perjalanan, dan gagasan yang mendalam dari para aktivis muda dayah."

 

Beliau menegaskan bahwa "Peluncuran pada momentum awal tahun hijriah, tepatnya pada tanggal 1 Muharram 1446 H adalah sebagai simbol tentang permulaan baru, kesempatan untuk merenung, merefleksikan diri, serta merumuskan gagasan yang dapat menginspirasi dan membawa perubahan positif kepada dayah di masa mendatang."

 

"Saya yakin bahwa melalui buku ini, akan terbentuk dialog yang sangat berarti dan mendorong pertumbuhan intelektual ke depan."

 

"Semoga melalui peluncuran ini, dapat terbangun komunitas yang baik bagi para penulis kalangan dayah dan pegiat literatur pesantren."

 

"Dengan begitu, gagasan yang konstruktif dan informasi kedayahan dapat didengungkan untuk sama-sama menjaga eksistensi dayah dan membawa dayah semakin berharga bagi masyarakat."


Buku antologi ini akan hadir setiap tahunnya dan peluncuran setiap edisi pada tanggal satu Muharram. Bagi siapa saja yang ingin ikut menyuguhkan gagasan, selamat bergabung pada edisi selanjutnya. 

 

 

  

Pasca Iduladha Ujian Serentak Kembali Dilaksanakan, Ini Informasi Lengkap Terkait Ujian Cawu I 1445-1446 H

Dayah MUDI Mesjid Raya melalui Bagian Pendidikan akan mengadakan ujian cawu I untuk tahun ajaran 1445 H/1446 H. Jadwal dan susunan guru ujian juga telah ditetapkan. Untuk guru pertama, ujian telah lebih dulu dilaksanakan sehari sebelum libur Iduladha, yaitu pada Kamis, 6 Zulhijah/ 12-13 Juni 2024 M. Selanjutnya, pasca libur ujian serentak kembali dilanjutkan pada malam Senin, 17 Zulhijah 1445 H/23 Juni 2024  M. Ujian ini akan berlangsung selama 15 hari dengan tiga guru penguji untuk setiap kelasnya. Setiap dari tiga guru tersebut memiliki tanggung jawab untuk menguji selama lima hari berturut-turut.

 

Di samping itu, setiap guru yang ditugaskan untuk mengadakan ujian akan mengikuti arahan dan nasehat dari bagian pendidikan dayah tentang sistem dan tata laksana prosesi ujian dan hal-hal yang berkaitan lainnya.  Pertemuan tersebut akan dihadiri oleh setiap dewan guru yang akan menjalankan tugas di Balee Beuton pada malam pertama ujian seperti biasa.

 

Berikut ini kami lampirkan pranala susunan jadwal ujian, guru ujian putra dan putri, dan guru ujian cadangan caturwulan I tahun ajaran 1445 H-1446 H/2024 M.

Lengkapnya klik di sini

 

Demikianlah susunan guru ujian yang telah ditetapkan oleh bagian pendidikan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga. Harapannya kepada seluruh guru yang telah diberi tanggung jawab mampu menjalankan amanah ini dengan maksimal dan sebagaimana semestinya. (Tadha)

Kembali Mubahasah Umum, Santri MUDI Kaji Ikhtilaf Matali’ dan Hukum Memegang Alquran Terjemahan dalam Keadaan Berhadas


Samalanga - Dayah MUDI kembali mengadakan mubahasah umum para santri pada Rabu, 5 Juni 2024. Santri yang menjadi peserta mubahasah adalah santri kelas 6 yang di antaranya adalah mahasantri Ma’had Aly dan mahasiswa UNISAI, baik putra maupun putri. Agenda untuk santriwan diadakan di Aula Ma’had Aly MUDI, sedangkan sanyriwati di Aula Al-Hasani MUDI Putri.


Ini adalah agenda mubahasah umum kali yang keempat para santri yang diadakan langsung oleh dayah MUDI melalui tim khusus Lajnah Bahtsul Masail (LBM) MUDI. Kali ini, tema yang menjadi bahan kajian adalah bahasan, “Ikhtilaf Matali’” untuk santriwan, yang mana masalah ini selama ini kerap muncul perbedaan antara para pengkaji ilmu, khususnya di Aceh, umumnya di Indonesia. Sedangkan santriwati membahas tema, “Hukum Memegang Alquran Terjemahan dalam Keadaan Berhadats”.


Mubahasah dengan kedua tema ini sedang dalam tahap lanjut untuk kemudian dipleno. Kesimpulan dari hasil mubahasah ini insyaalllah akan dipublikasikan di website LBM MUDI.

 

Syaikh Dr. Said Abdul Latif Faudah Berikan Kuliah Umum di Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga



Samalanga - Syaikh Dr. Said Abdul Latif Faudah, seorang ulama ahli ilmu kalam dari Jordania, memberikan kuliah umum atau Muhadharah 'Ammah di hadapan ribuan santriwan dan santriwati Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga pada Senin malam (3/6/2024). Syaikh Said Faudah, yang dikenal sebagai ulama produktif dengan lebih dari 100 karya dalam berbagai disiplin ilmu, telah mendedikasikan hidupnya untuk mempertahankan prinsip-prinsip akidah ahlu sunnah wal jamaah dan menolak berbagai pemahaman menyimpang baik dari kalangan Islam maupun orientalis.

 

Acara Muhadharah 'Ammah ini dihadiri oleh ribuan santriwan yang berkumpul dalam Masjid Po Teumeureuhom dan santriwati yang berkumpul di halaman utama Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga. Kuliah Umum ini juga disiarkan langsung oleh MUDI TV dan Fanspage LPI MUDI Masjid Raya Samalanga.

 

Acara dimulai dengan sambutan dari Abi MUDI, yang menyampaikan rasa gembiranya atas kehadiran Syaikh Said Faudah. Syaikh Said Faudah kemudian memberikan pembukaan singkat, menyatakan kebahagiaannya bisa berkunjung ke Dayah MUDI, khususnya dapat bertemu dengan Abu Syekh H. Hasanoel Basri HG (Abu MUDI), pimpinan Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga yang menyambut langsung ketibaan Syaikh Said Faudah di Dayah MUDI.

 

Setelah memberikan pembukaan singkat, Syaikh Said Faudah mempersilakan para santri untuk mengajukan pertanyaan. Di antara pertanyaan yang diajukan adalah mengenai alasan Madrasah Imam Sanusi menjadi kurikulum pembelajaran di pesantren-pesantren di Indonesia dan dunia Islam lainnya. Syaikh Said Faudah menjelaskan bahwa kitab-kitab Imam Sanusi sangat memperhatikan kebutuhan dan tingkat pemahaman para penuntut ilmu, dimulai dari kitab kecil untuk pemula hingga kitab jenjang tinggi. Kitab-kitab ini juga banyak disyarah dan diberi elaborasi lebih lanjut oleh para ulama dalam bentuk Hasyiah, berbeda dengan kitab-kitab akidah lainnya. Inilah di antara alasan yang membuat kitab Imam Sanusi menjadi kurikulum utama dalam pembelajaran ilmu akidah di pesantren-pesantren, di samping sisi keberkahan beliau.

 

Syaikh Said Faudah juga memberikan jawaban atas pertanyaan tentang perlu tidaknya tajdid atau pembaharuan ilmu kalam dalam menghadapi syubhat pemikiran yang baru. Menurut Syaikh Said Faudah, ilmu secara umum dikelompokkan dalam tiga bagian, yaitu ma nadhaja wa ihraqa, ma nadhaja wa lam yahtariq, dan ma lam yandhaj wa lam yahtariq. Model pertama adalah ilmu yang sudah selesai penyusunan kaidahnya dan juga sudah selesai kajian serta aplikasi kaidah pada berbagai masalahnya, seperti ilmu hadis. Inilah yang nadhaj (telah matang), yaitu telah selesai penyusunan kaidahnya dan ihtaraq (selesai terbakar), artinya iktamal (sempurna) kajian terhadap kasus-kasusnya. Ilmu yang nadhaj (matang) namun belum ihtiraq adalah ilmu yang kaidahnya telah selesai, namun masalah dan contoh kasusnya terus berkembang yang membutuhkan penalaran ulang. Ini contohnya ilmu fikih. Adapun ilmu kalam adalah ilmu yang belum nadhaj dan belum ihtiraq, artinya butuh tambahan dalil-dalil yang baru, dan kajian terhadap masalah-masalah yang baru.

 


Sebelumnya, pada sore hari setelah Asar, telah diselenggarakan diskusi ilmiah di Ma'had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga antara Syaikh Said Faudah bersama Para Masyaikh Ma'had Aly dan beberapa Guru Senior Alumni Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga. Diskusi ini dihadiri oleh Abi. Dr. H. Zahrul Mubarrak HB, M.Pd. (Mudir Ma'had Aly), Aba. Dr. H. Helmi Imran MA (Naib Mudir Ma'had Aly), Tgk Abrar Azizi (Rektor Universitas Islam Al-Aziziyah Indonesia), Tgk Abdul Muhaimin (Wakil Direktur Marhalah Tsaniyah), Abaya Muhammad Nasir, Walidi Sulaiman Panteraja, Aba Nasir Meureudu, dan beberapa Guru senior lainnya. Diskusi yang dimulai setelah shalat ashar ini berlangsung sangat hangat, namun terpaksa berakhir karena tibanya waktu shalat Maghrib.

 

Pada Selasa pagi, Syekh Said Abdul Latif Faudah meninggalkan Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga untuk melanjutkan kunjungannya ke tempat lain di Aceh. Beliau juga menyempatkan diri untuk singgah di Dayah MUDI II yang letaknya di Desa Namploh Blang Garang, tidak jauh dari lokasi utama. Kunjungan Syaikh Said Faudah ke Dayah MUDI ini di samping memberikan wawasan keilmuan, juga menjadi penghubung shilah keilmuan antara Syaikh Said Faudah dengan keluarga besar Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, khususnya untuk sama-sama dalam saling bersinergi dalam mempertahankan akidah ahlu sunnah wal jamaah menjaga umat Islam agar tidak tergerus dalam arus pemikiran yang menyimpang.

 

Abi MUDI Raih Gelar Doktor di UINSU Medan

Medan – Wadir I Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga, Abi Dr. H. Zahrul Mubarrak HB, M.Pd, berhasil meraih gelar Doktor dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU). Dalam sidang promosi doktor pada Senin (20/4/2024), ia mempertahankan disertasinya yang berjudul "Tarjih Maslahah atas Mafsadah dalam Istinbath Hukum Islam (Analisis Metode Imam Izzuddin bin Abdussalam)" dan resmi menjadi doktor ke-589 UINSU Medan dengan yudisium terpuji (cumlaude).

 

Abi MUDI, yang juga Mudir Ma'had Aly MUDI Mesjid Raya Samalanga, menyoroti bahwa konsep Maslahah menurut Izzuddin menolak terma yang secara mutlak mengedepankan tarjih mafsadah atas maslahah. Dalam menghadapi kontradiksi antara maslahah dan mafsadah, Izzuddin bin Abdussalam menawarkan empat metode penyelesaian: jam'u, tarjih, takhyir, dan tawaqquf. Ia tidak setuju dengan kaidah yang mengutamakan menolak mafsadah secara mutlak ketika bertemu maslahah yang setara, tetapi lebih melihat sisi yang lebih dominan. Ka. Prodi HUKI Pascasarjana UINSU menyampaikan disertasi ini sudah melalui segala proses hingga sampai pada tahap sidang promosi, dalam perjalanannya telah diberikan berbagai masukan termasuk relevansinya terhadap masalah aktual.

 

Abi MUDI menegaskan bahwa rekonstruksi kulliyah khamsah sebagai maqashid al-syari'ah independen tidak dapat diterima. Hal ini dikarenakan penambahan yang diwacanakan sebagai maqashid al-syariah baru adakala esensinya merupakan gabungan dari kulliyah khamsah atau perantara (wasilah) dan penyempurna (mukammil) bagi kulliyah khamsah. Namun, jika pemisahan tema tertentu dimaksudkan untuk dikaji secara spesifik tanpa memandangnya berada di luar kulliyah khamsah, ini dapat dibenarkan. Wakil direktur UINSU yang menjadi sekretaris saat sidang promosi mengatakan bahwa disertasi ini telah memberi pandangan tentang sejauh mana kuliah khamsah bisa direkonstruksi yang tidak menghilangkan nilai sakralitasnya.

 

Lebih lanjut, Abi MUDI menyampaikan bahwa maqashid al-syari'ah tidak dapat dipisahkan dari ushul fikih. Pemisahan pembahasan maqashid dalam kitab khusus atau bahkan dalam disiplin ilmu tersendiri yang dilakukan oleh sebagian ulama adalah dalam rangka untuk memberikan ruang pembahasan yang proporsional, bukan bermaksud menjadikannya sebagai bagian yang terpisah dari ushul fikih. Menurutnya, maslahah dan mafsadah dalam istinbath hukum Islam adalah bagian tak terpisahkan dari dalil-dalil istinbath. Penggunaan metode istishlahi harus tetap dalam kerangka dhawabith maslahah untuk mencegah subjektivitas hukum.


Abi MUDI Raih Gelar Doktor di UINSU Medan

 


Direktur pascasarjana UINSU, Prof. Syukur menyampaikan bahwa temuan ini perlu diapresiasi mengingat tarjih mashlahah selama ini sering diabaikan dalam perumusan fatwa hukum.

 

Dengan hasil disertasinya ini, Abi MUDI berharap dapat membuka wawasan baru dalam kajian hukum Islam, khususnya dalam memahami dan mengaplikasikan konsep maslahah dan mafsadah secara lebih proporsional. Ia berharap penelitian ini juga dapat menjadi acuan dan referensi bagi penelitian lebih lanjut dalam pengkajian maslahah dan mafsadah sehingga penelitian dapat berjalan secara berkesinambungan.